Senin, 03 November 2014

kenapa aku bisa mengenal tentang Korea




Annyeong haseyo..

Alasanku menulis cerita ini adalah  karena banyak eh bukan banyak, tapi setiap anak yang tau aku menyukai hal berbau Korea menganggapku lebay. Denger ya aku bukan anak yang lebay atau bahkan alay! Aku punya alasan yang kuat kenapa aku suka hal berbau Korea, banyak alasanku tapi yang paling kuat adalah karena seorang gadis.

            Ini awalnya aku menyukai Korea.. (kelas 2 SMA)
            Pada mulanya aku kurang suka memandang orang yang matanya sipit, tapi mungkin kena karmanya aku jadi kayak gini. Sore hari saat mau main sepak bola, aku mengajak tetanggaku, eh dia malah asyik nonton drama Korea.

aku ejek dia “film opo iku, kok seneng ndelok wong sipit-sipit”

            pada waktu itu drama Koreanya berjudul ‘Bread, Love, and Dream’ atau ‘Baker King Kim Tak Go’. Aku terpaksa menonton drama itu sambil nunggu dia. Tiap sore saat mau mengajak lagi, aku jadi terpaksa lagi menonton drama itu, aku tidak begitu suka makanya aku tidak begitu memperhatikan layar TV. Saat sedang asyik membalas sms dari pacar, tiba-tiba telingaku mendengar lagu yang alunan nada dan liriknya sangat enak, aku tersadar itu lagu Korea. Aku ini tipe orang yang suka dengan lagu yang nadanya lembut, saat itu bahkan aku tidak tau apa-apa tentang penyanyinya, lagunya, liriknya. Aku benar-benar tidak tau, tapi rasanya klop banget dengan aliran musik favoritku.
            Hari demi hari, aku malah kecanduan ngikutin drama itu, sampai suatu saat aku benar-benar tertarik dengan lagu tersebut, aku coba googling tapi gak nemu-nemu, akhirnya aku ingat aku punya teman yang suka banget sama Korea. Haha… temanku ini namanya Imamah, padahal waktu itu saat Imamah menceritakan artis Korea, drama Korea, lagu Korea dan Korea, Korea, Korea, aku lo sama sekali gak tertarik dan mengejeknya, tapi sekarang sekali lagi aku terkena karma itu. Maaf ya untuk Imamah. Singkat cerita aku tau judul dan penyanyi lagu yang aku cari darinya, lagunya adalah ‘Hope is a Dream that doenst sleep’ dan yang nyanyi itu Kyuhyun dari Super Junior.
            Berawal dari situlah pertama kali aku mengenal Korea, karena aku juga merasa ingin tau lirik dan arti liriknya, akhirnya aku googling. eh nemu! aku baca, rasanya benar-benar kagum dengan terjemahan liriknya.

 pikirku “gila ada lagu yang artinya dalam banget”.

Karena udah tau liriknya ke–kepoanku berlanjut kepenyanyinya, dan akhirnya ketemu, “oh ini yang namanya Kyuhyun”. Kyuhyun ini anggotanya SuJu, jadi dari situ aku menelusuri lagi siapa sebenarnya SuJu, dan ternyata SuJu itu adalah nama BoyBand, dari situ aku mulai mendalami hal-hal berbau Korea.
            Drama Korea ‘Bread, Love, and Dream’ sudah the end, selanjutnya ada drama Korea ‘Nae yeojhacingnguneun Gumiho’ bahasa Indonesianya ‘Pacarku seekor Gumiho’. Awal tayang drama ini kurang tau, taunya pas aku sedang sms pacarku, “km sedang apa?” eh dia bales “sedang lihat drama Korea di TV”. Aku ini tipe orang yang berusaha ngikutin kegiatan orang yang kusuka, jadi aku ikutan nonton drama itu, setiap hari aku tonton sampai tamat. Sejak saat itu ketertarikanku dengan korea semakin besar. Ada beberapa alasan aku menyukai Korea dan drama Korea, yang pertama karena ceritanya gak ditambah-tambahin, gak kayak sinetron Indonesia yang gak tau tamatnya sampai episode berapa, seribu satu mungkin :D, yang kedua karena semakin aku lihat ternyata gadis yang memiliki mata sipit itu manis juga, yang ketiga fashion yang digunakan rasanya pas dengan seleraku, yang keempat karena jalan cerita yang menarik, yang kelima karena setiap drama terdapat sebuah lagu yang bagus dan lirik andalan yang dalam artinya.
            Kelas 3 SMA, nama Kinayom berubah menjadi Kim Na Young, entah dapat pemikiran dari mana teman sekelasku Rico Raharjo merubah namaku seperti itu, aku cukup bangga dengan nama itu walau aku sendiri tau nama Kim Na Young itu adalah nama untuk perempuan. Seiring berjalannya waktu (aku sudah putus dengan pacarku yang itu) aku menjadi pendengar setia dari lagu-lagu Korea, entah kegilaan apa yang melandaku, tapi saat itu rasanya tepat.
Aku melihat perempuan, teman sekelasku dari kelas 1 hingga kelas 3 yang kini tetap seruangan denganku, rasanya aneh kenapa baru kali ini aku nyadar kalau dia sangat cantik, dia sangat lembut, tapi yang paling membuatku tertarik adalah sifatnya yang tidak biasa dengan lingkungan sekitar.
            Siapa dia? Ya dia Ayu Seraut. Aku tidak tau sejak kapan aku tertarik dengannya, sejak kapan aku ingin dia tersenyum karenaku. Pada waktu kami semakin akrab ada kejutan yang datang dari dirinya, ternyata Ayu menyukai Korea, dia mengidolakan Yesung anggota dari SuJu. Alasan ingin lebih dekat dengannya ingin lebih mengenal dirinya, membuatku  semakin menekuni kebudayaan Korea, hal ini aku lakukan supaya saat diajak dia membicarakan tentang Korea aku tidak kowah-kowoh :D (ahh.. benar-benar perjuangan deh).
            Dengan semakin ingin aku mengenal Ayu Seraut semakin juga aku mengenal Korea, aku mulai belajar menulis huruf Korea(Hangul), baca-tulis Korea, sampai mendalami bahasa Korea. Sekarang aku duduk di bangku kuliah, aku hampir melupakan Korea, alasanku sederhana jika seiring berjalannya waktu aku lupa dengan hal berbau Korea, karena saat itu pula perlahan-lahan aku melupakanmu. Tapi aku rasa tidak.

            Okey,, itu alasan yang kuat bukan? tentang aku menyukai hal berbau Korea, jadi kalian semua jangan menganggap itu lebay, alay, dll. Karena bagiku itu semua merupakan perjuanganku memahami seseorang yang aku suka.

Annyeong..

Selasa, 24 Juni 2014

Resume Materi Menulis Bahasa (Tugas UAS)


Ø  MENULIS
1.      Pengertian Menulis
Menurut Tarigan H. G Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang grafik tersebut. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.
2.       Fungsi Menulis
Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai berikut:
*      sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan  karena memudahkan  para pelajar berfikir.
*      Juga dapat menolong kita berfikir kritis. Juga dapat mempermudahkan kita merasakan hubungan-hubungan,
*      memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman.
*      Sarana untuk mengungkapkan diri yaitu untuk mengungkapkan perasaan hati seperti kegelisahan, keinginan amarah.
*      Menulis sebagai sarana pemahaman artinya dengan menulis seseorang bisa mengikat kuat suatu ilmu pengetahuan dan pemahaman kedalam otaknya.

3.        Tujuan Menulis
Tujuan penulisan yang dikemukakan oleh Hugo Harting ditulis oleh Tarigan(1994:24)  adalah:
  1. Assignment purpose (tujuan penugasan).
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri (misalnya para siswa yang diberi tugas merangkum buku; sekretaris yang di tugaskan membuat laporan, notulen rapat)
2.      Altruistic purpose (tujuan altruistic)
Penulisan bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya , ingin membuat hidup para pembaca lebih muda dan lebih menyenangkan dengan karya itu. Tujuan altruistic adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan
3.      Persuasive purpose (tujuan persuasive)
Tujuan yang bertujuan menyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang di utarakan.
4.      Informational  purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan)
Tujuan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan atau penerangan kepada para pembaca
5.      Self – expressive purpose (tujuan pernyataan diri)
Tujuan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca
6.      Creative purpose (tujuan kreatif)
Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi “keinginan kreatif” disini melebihi pernyataan diri dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistic, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan yang bertujuanmencapai nilai artistic, nilai-nilai kesenian.
7.      Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)
·         Abdurrahman dan Waluyo (2000: 223) menyatakan bahwa “tujuan menulis siswa di sekolah dasar untuk menyalin, mencatat, dan mengerjakan sebagian besar tugas-tugas yang diberikan di sekolah dengan harapan melatih keterampilan berbahasa dengan baik”.
·         Menurut Syafie’ie (1988:51-52),  tujuan menulis dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Mengubah keyakinan pembaca;
2) Menanamkan pemahaman sesuatu terhadap pembaca;
3) Merangsang proses berpikir pembaca;
4) Menyenangkan atau menghibur pembaca;
5) Memberitahu pembaca; dan
6) Memotivasi pembaca.

4.      Manfaat Menulis
Graves dalam Akhadiah dkk.,(1998:1-4) berkaitan dengan manfaat menulis mengemukakan bahwa: (1) menulis menyumbang kecerdasan, (2) menulis mengem-bangkan daya inisiatif dan kreativitas, (3) menulis menumbuhkan keberanian, dan (4) menulis mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
1) Menulis Mengasah Kecerdasan
Menulis adalah suatu aktivitas yang kompleks. Kompleksitas menulis terletak pada tuntutan kemampuan mengharmonikan berbagai aspek. Aspek-aspek itu meli-puti (1) pengetahuan tentang topik yang akan dituliskan, (2) penuangan pengetahuan itu ke dalam racikan bahasa yang jernih, yang disesuaikan dengan corak wacana dan kemampuan pembacanya, dan (3) penyajiannya selaras dengan konvensi atau aturan penulisan. Untuk sampai pada kesanggupan seperti itu, seseorang perlu memiliki kekayaan dan keluwesan pengungkapan, kemampuan mengendalikan emosi, serat menata dan mengembangkan daya nalarnya dalam berbagai level berfikir, dari tingkat mengingat sampai evaluasi.
2) Menulis Mengembangkan Daya Inisiatif dan Kreativitas
Dalam menulis, seseorang mesti menyiapkan dan mensuplai sendiri segala sesuatunya. Segala sesuatu itu adalah (1) unsur mekanik tulisan yang benar seperti pungtuasi, ejaan, diksi, pengalimatan, dan pewacanaan, (2) bahasa topik, dan (3) pertanyaan dan jawaban yang harus diajukan dan dipuaskannya sendiri. Agar hasilnya enak dibaca, maka apa yang dituliskan harus ditata dengan runtut, jelas dan menarik.
3) Menulis Menumbuhkan Keberanian
Ketika menulis, seorang penulis harus berani menampilkan kediriannya, ter-masuk pemikiran, perasaan, dan gayanya, serta menawarkannya kepada publik. Kon-sekuensinya, dia harus siap dan mau melihat dengan jernih penilaian dan tanggapan apa pun dari pembacanya, baik yang bersifat positif ataupun negatif.
4) Menulis Mendorong Kemauan dan Kemampuan Mengumpulkan Informasi
Menulis banyak memberikan manfaat, di antaranya (1) wawasan tentang topik akan bertambah, karena dalam menulis berusaha mencari sumber tentang topik yang akan ditulis, (2) berusaha belajar, berpikir, dan bernalar tentang sesuatu misalnya menjaring informasi, menghubung-hubungkan, dan menarik simpulan, (3) dapat menyusun gagasan secara tertib dan sistematis, (4) akan berusaha menuangkan gagasan ke atas kertas walaupun gagasan yang tertulis me-mungkinkan untuk direvisi, (5) menulis memaksa untuk belajar secara aktif, dan (6) menulis yang terencana akan membisakan berfikir secara tertib dan sistematis.
5.      Nilai Menulis
Menurut kelompok saya adalah
1.      Meningkatkan kemahiran
2.      Menambah wawasan dan pengetahuan
3.      Mampu mengembangkan suatu pemahaman dan kemampuan menggunakan bahasa yang baik, benar dan logis
4.      Menambah seseorang dapat menemukan impiannya
5.      Menambah kreativitas dan keterampilan menulis
6.      Menambah lebih fokus untuk menulis sesuatau apa yang diinginkan
7.      Menambah keberanian
·         Menurut Gie, (2002: 19) ada 6 jenis nilai dalam menulis yaitu:
1.      Nilai kecerdasan.
2.      Nilai kependidikan.
3.      Nilai kejiwaan.
4.      Nilai kemasyarakatan.
5.      Nilai keuangan.
6.      Nilai kefilsafatan.
LANGKAH-LANGKAH PENULISAN ADA 3, YAITU:
  1. Tahap Pramenulis
ü  Pilih dan Batasi Topik
ü  Brainstorming

2. Merencanakan Tulisan
ü  Membuat Daftar
ü  Menulis Kalimat Topik
ü  Membuat Outline

3. Menulis dan Merevisi Draft
ü   Menulis Draft Kasar
ü   Merevisi dan Organisasi Isi
ü   Menulis Akhir

Tahap-Tahap Menulis

ü  Pilih dan Batasi Topik :
Tahap ini merupakan beban berat bagi penulis pemula, karena tahap ini untuk menentukan topik yang lebih spesifik. Tahap membatasi topik sangatlah penting artinya dalam menulis.
ü  Brainstorming :
Tahap ini tidak diperlukan pada tahap awal penulisan. Tetapi tahap ini mempunyai kegunaan agar kita bisa melakukan penulisan dengan mudah dan lebih terbantu dalam proses penulisan selanjutnya.
Merencanakan Tulisan
ü  Membuat Daftar :
Hal pertama dalam membuat outline adalah membagi gagasan ide ke dalam beberapa maalah dan mencoretnya jika tidak berkaitan dengan topik yang dipilih.
ü  Menulis Kalimat Topik :
Menulis dan menjabarkan semua itu ke dalam kalimat-kalimat. Topik kalimat adalah kalimat dalam sebuah alenia yang menjadi pokok pikirannya.
ü  Membuat Outline :
Sebuah outline adalah bahan dasar untuk membuat alenia. Di dalam outline itu, anda menulis/mencatat pokok pikiran utama dan pokok pikiran penjelas agar tulisan teratur.
Menulis dan Merevisi Draf
ü  Menulis Draft Kasar :
Tahap pertama proses revisi adalah menulis kasar dari outline yang sudah dibuat.
ü  Merevisi dan Organisasi Isi :
Tahap ini anda dapat mengubah, merencanakan lagi, menambahi, mengurangi, atau apapun yang membuat tulisan lebih jelas, lebih efektif dan lebih menarik.
ü  Menulis Akhir :
Tahap ini adalah setelah semua aktivitas editing berakhir, sampai dengan simpulan untuk memperjelas semua uraian yang diungkap.
Penggolongan tulisan banyak yang dikenal. Penggolongan tersebut sangat dipengaruhi oleh yang mengemukakan, kepentingan dan dasarannya. Menurut The Liang Gie (2002), penggolongan tulisan dapat didasarkan pada bentuk, ragam, jenis, rumpun dan macam. Nurudin, (2010:50).
A.       Peggolongan tulisan berdasarkan bentuk
Menurut The Liang Gie, penggolongan tulisan menurut bentuk meliputi cerita, lukisan, paparan dan argumentasi. Namun bias juga ditambah dengan persuasi. Alasannya, persuasi juga merupakan bentuk yang mempunyai cirri, kepentingan dan tujuannya sendiri disamping keempatnya yang lain. Iklan merupakan bentuk tulisan persuasi yang mempunyai cirri tersendiri. Dengan demikian, didasarlkan pada bentuk, tulisan terdiri dari cerita (narasi), lukisan (deskripsi), paparan (eksposisi), argumentasi (pendapat) dan persuasi. Nurudin (2010:50).

B.                   Penggolongan menurut ragam
Penggolongan tulisan berdasarkan ragam di bagi menjadi dua yaitu tulisan faktawi dan tulisan khayali. Tulisan faktawi adalah tulisan yang diolah berdasarkan fakta-fakta yang ada. Dengan kata lain, tulisan yang dihasilkan bukan karena rekayasa seseorang.  Ia juga bukan cerita bohongyang sengaja dibuat untuk cerita tertentu. Fakta ini sering disebut dengan unsure 5W+1H (who, where, when, what, why dan how) dalam jurnalistik.
Sementara itu, tulisan khayali adalah tulisan yang tidak menuntut adanya fakta-fakta seperti ragam tulisan faktawi. Tulisan ini lebih didasarkan pada daya imajinasi seseorang penulis. Jadi, penulis diberikan kewenangan penuh untuk menulis apa saja yang ia kehendaki. Nurudin (2010:52).

C.       Penggolongan tulisan berdasarkan jenis
Penggolongan tulisan berdasarkan jenis merupakan pecahan dari ragam tulisan. Ragam tulisan faktawi memunculkan dua jenis tulisan yaitu tulisan ilmiah dan tulisan informatif. Sedangkan ragam tulisan khayali juga memunculkan dua jenis tulisan yaitu prosa dan puisi.
      Tulisan ilmiah adalah tulisan yang selam ini dilakukan dikalangan ilmuan atau sivitas akademika (tulisan kependidikan dan penelitian). Bisa juga dilakukan oleh kebanyakan orang, hanya dasar-dasar, sistematika dan penyusunannya memakai kaidah ilmiah yang sudah digariskan.
      Tulisan ilmiah cenderung kaku karena harus memakai format tertentu. Ia tidak bias ditulis menurut kehendak penulisnya. Dukungan literature, dat cukup dan analisis, biasa menyertai tulisan ilmiah.
      Sementara itu, tulisan informatif adalah tulisan yang tujuan utamanya memberikan informasi sebuah peristiwa atau kejadian (laporan). Tulisan ini biasa melekat pada media massa(cetak dan elektronik). Tulisan dibuat semaksimal mungkin agar mudah dipahami pembaca, pendengar dan penontonya. Tulisan ini umumnya menggunakan bahasa populer dan tidak kaku seperti tulisan ilmiah, namun masih tetap menggunakan kaidah tertentu.
      Tulisan informative bias juga berupa ulasan. Ulasan adalah komentar tentang suatu kejadian dengan melihatnya dari sudut pandang tertentu. Nurudin (2010:53).


A.    Paragraf  Argumentatif
a.       Pengertian Paragraf Argumentatif
Menurut Keraf (2007:3) argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis. Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta, sehingga penulis mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak.
Argumentasi merupakan dasar yang paling fundamental dalam ilmu pengetahuan. Karena melalui argumentasi, penulis dapat mengajukan bukti-bukti atau menentukan kemungkinan untuk menyatakan sikap atau pendapat mengenai suatu hal. (Keraf ,2007:3).
Persoalan-persoalan dalam tulisan argumentatif dibatasi oleh :
1.      Argumentasi harus mengandung kebenaran untuk mengubah sikap atau keyakinan orang mengenai topik yang akan diargumentasikan.
2.      Penulisan argumentasi harus menghindari istilah-istilah yang dapat menimbulkan prasangka tertentu.
3.      Tulisan argumentasi harus mampu menghilangkan ketidak-sepakatan, karena tujuan penulisan paragraf argumentasi adalah  menghilangkan ketidaksepakatan itu.
4.      Jika ada ketidaksepakatan, penulis harus mampu menghilangkan ketidaksepakatan itu(Keraf, 2007:104).

b.      Ciri-Ciri Paragraf Argumentatif.
1.      Bersifat nonfiksi atau ilmiah;
2.      Bertujuan menyakinkan orang lain bahwa apa yang dikemukakan merupakan kebenaran;
3.      Dilengkapi bukti-bukti berupa data, tabel, dan gambar;
4.      Ditutup dengan kesimpulan.

c.       Bentuk-Bentuk Penulisan Paragraf Argumentatif.
1.      Pola sebab-akibat.
Paragraf yang bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai sebab yang diketahui lalu bergerak maju menuju pada suatu kesimpulan sebagai efek akibat. Ditandai dengan kata – kata sebab, karena, disebabkan, dikarenakan dll.
2.      Pola akibat-sebab
Paragraf yang bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat yang diketahui. Kemudian bergerak menuju sebab-sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat tadi.

B.     Paragraf  Persuasif
a.       Pengertian Paragraf Persuasif
Persuasif adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk me-yakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara atau penulis pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang (Keraf, 2007:118). Sehingga paragraf persuasif dapat diartikan sebagai paragraf yang isinya bertujuan untuk meyakinkan dan membujuk seseorang atau pembaca agar melaksanakan dan menerima keinginan penulis.
.
b.      Ciri-Ciri Paragraf Persuasif
1.      Ada fakta atau bukti untuk mempengaruhi atau membujuk pembaca;
2.      Bertujuan mendorong, mempengaruhi dan membujuk pembaca;
3.      Menggunakan bahasa secara menarik untuk memberikan sugesti (kesan) kepada pembaca.

C.    Paragraf  Naratif
a.       Pengertian Paragraf Naratif         
Narasi dapat diartikan sebagai cerita. Sebuah cerita adalah sebuah penulisan yang mempunyai karakter, setting, waktu, masalah, mencoba untuk memecahkan masalah dan memberikan solusi dari masalah itu (Nurudin. 2010 :71).
Menurut Nurudin (2010 :71), narasi adalah bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam suatu kesatuan waktu tertentu.  Sehingga pengertian paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan tentang peristiwa atau kejadian tertentu secara urut berdasarkan waktu ter-jadinya.
Paragraf naratif di bedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1.      Naratif Ekspositoris (Narasi Teknis)
Narasi ekspositoris pertama-tama bertujuan untuk me-nggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran utamanya adalah rasio, yaitu berupa perluasan pikiran para pembaca sesudah membaca cerita tersebut ( Keraf, 2007:186). Dalam narasi ekspositoris, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini sampai terakhir dalam kehi-dupannya. Penceritaan biasanya hanya menonjolkan satu orang pelaku saja.
Karangan narasi ekpositoris bersifat generalisasi, yaitu  narasi yang menyampaikan suatu proses yang umum, yang dapat dilakukan siapa saja, dan juga dapat dilakukan secara berulang-ulang (Keraf, 2007: 187) paragraf narasi ekspositoris juga berkaitan dengan ekposisi, sehingga ketentuan eksposisi juga ber-laku pada penulisan narasi ekspositoris. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukkan unsur sugestif atau bersifat objektif.
           
2.      Naratif Sugestif
Narasi sugestif adalah narasi yang bertujuan untuk mem-berikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat ter-sembunyi kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat atau merasakan tindakan atau perbuatan yang dirangkai dalam suatu kejadian atau peristiwa tertentu..

b.      Ciri-Ciri Paragraf Naratif
1.      Ada tokoh, tempat, waktu dan suasana yang diceritakan;
2.      Kejadian diurutkan sesuai urutan waktu atau urutan peristiwa;
3.      Tidak hanya terdapat pada karya fiksi tetapi juga terdapat pada karya non fiksi.

D.    Paragraf  Deskriptif
a.       Pengertian Paragraf Deskriptif
Deskriptif dapat diartikan sebagai gambaran, ulasan atau rincian. Menurut Finoza dalam Nurudin (2010:60). Deskriptif adalah bentuk tulisan yang bertujuan memperluas pengetahuan dan pe-ngalaman pembaca dengan jalan melukiskan  objek yang sebenarnya. Dalam  tulisan deskriptif, penulis tidak boleh mencampuradukkan keadaan  yang sebenarnya dengan interprestasinya sendiri.
 Paragraf Deskriptif adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek berdasarkan hasil penelitian, pengamatan, perasaan, dan pengalaman yang dialami oleh penulisnya.

b.      Ciri-Ciri Paragraf Deskriptif
1.      Menggambarkan sesuatu secara detail;
2.      Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan me-libatkan kesan indera;
3.      Membuat pembaca merasakan sendiri atau mengalami sendiri.

E.     Paragraf  Eksposisi
a.       Pengertian Paragraf Eksposisi
Eksposisi berarti membuka dan memulai. Bahkan ada yang mengatakan exposition means explanation (ekposisi berarti penjelasan) ini berarti tulisan eksposisi adalah tulisan yang berusaha untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikannya dengan uraian (paparan) tentang maksud dan tujuan  (misalnya sebuah karangan) (Nurudin, 2010:67). Paragraf eksposisi adalah  jenis paragraf yang bertujuan untuk menerangkan dan menjelaskan sesuatu pemasalahan terhadap pembaca agar pembaca mendapatkan gambaran  dan penjelasan detail tentang suatu permasalahan yang dimaksudkan pengarang.

b.      Ciri-Ciri Paragraf Eksposisi
1.      Bersifat nonfiksi atau ilmiah;
2.      Bertujuan untuk menjelaskan atau menerangakan suatu hal;
3.      Bahasa tulisan disampaikan secara lugas dengan menggunakan bahasa baku;
4.      Tulisan atau karangan bersifat netral  dan  tidak memihak ataupun memaksakan sikap penulis terhadap pembaca.
1.      Definisi kohesi dan koherensi
A.    Pengertian kohesi
Kohesi secara umum dapat kita artikan sebagai keserasian hubungan antar unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam wacana. Kohesi mengacu pada aspek bentuk atau aspek formal bahasa, dan wacana itu terdiri dari kalimat-kalimat.
B.     Pengertian koherensi
Koherensi adalah pengaturan secara rap kenyataan dan gagasan, fakta dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang dikandungnya menurut ( Wohl, 1978 : 25).
2.      Jenis-jenis kohesi dan koherensi
a.       Kohesi Gramatikal
Kohesi gramatikal adalah kepaduan bentuk bagian-bagian wacana yang      diwujudkan ke dalam sistem gramatikal.
Secara lebih rinci, aspek gramatikal wacana meliputi:
1.      Pengacuan ( Refrensi )
Pengacuan atau referensi adalah salah satu jenis kohesi gramatik yang merupakan satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan lingual lain yang mendahului atau mengikutinya.
2.      Subtitusi.
Subtitusi adalah hasil penggantian unsure bahasa oleh unsure lain dalam satuan yang lebih besar untuk memperoleh  unsure-unsur pembeda atau untuk menjelaskan suatu struktur tertentu.
3.      Elipsis
Elipsis adalah peniaadaan kata atau satuan lain yang ujud asalanya dapat diramalkan dari konteks bahasa atau luar bahasa. Ellipsis dapat pula dikatakan penggantian nol ; sesuatu yang ada tetapi tidak diucapakan atau tidak dituliskan.
4.      Konjungsi
Konjungsi adalah yang dipergunakan untuk menggabungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, kalusa dengan klausa, kalimat denagn kalimat, atau peragraf dengan paragraph.
b.      Kohesi Leksikal
Kohesi leksikal adalah hubungan antar  unsur dalam wacana secara                        semantik. Hubungan  kohesif yang diciptakan atas dasar aspek leksikal, dengan pilihan kata yang serasi, menyatakan hubungan makna atau relasi semantik antara satuan lingual yang satu dengan satuan lingual yang lain dalam wacana.
 Aspek leksikal dalam wacana dibedakan menjadi enam yakni :
1.      Repetisi
Repetisi adalah pengulangan satuan lingual yang dianggap 
penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang  sesuai.
2.      Sinonim
Sinonim dapat diartikan sebagai nama lain untuk benda atau hal yang sama atau ungkapan yang makna nya kurang lebih sama dengan ungkapan lain.
3.      Antonim
Antonim dapat diartikan sebagai nama lain untuk benda atau hal yang lain, satuan lingual yang maknanya berlawan/berposisi dengan satuan lingual yang lain.
4.      Kolokasi
Kolokasi atau sanding kata adalah asosiasi dalam menggunakan pilihan  kata yang cenderung digunakan secara berdampingan.
5.      Hiponim
Hiponim dapat diartikan sebagai satuan bahasa yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna satuan lingual yang lain.
6.      Ekuivalen ( kesepadanan)
Ekuivalen adalah hubungan  kesepadanan antara satuan lingual tertentu dengan satuan lingual yang lain dalam sebuah paradigma.

3.      Definisi paragraf
Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. 
4.      Ciri-ciri dan klasifikasi paragraf
Menurut Tarigan dalam buku Mudlofar (2002: 95) menyatakan beberapa ciri paragraf, yaitu:
a.          Berdasarkan sifat dan tujuannya paragraf dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1)      Paragraf pembuka
Paragraf pembuka merupakan paragraf yang berperan sebagai pengatur untuk sampai kepada masalah yang akan diuraikan
2)      Paragraf penghubung
Paragraf penghubung ialah semua paragraf yang terdapat antara paragraf pembuka dan penutup yang berisi uraian masalah yang dibahas.
3)      Paragraf penutup
Paragraf penutup ialah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan.
b.          Berdasarkan kalimat utamanya, paragraf terbagi menjadi:
1)      Paragraf deduksi
Paragraf deduksi ialah paragraf yang kalimat utamanya terletak diawal.
2)      Paragraf Induksi 
Paragraf induksi adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di akhir paragraf.
3)      Paragraf kombinasi (campuran)
Paragraf kombinasi ialah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal dan diakhir paragraf.
c.          Berdasarkan isi, paragraf terbagi menjadi:
1)      Paragraf narasi
2)      Paragraf deskripsi
3)      Paragraf eksposisi
4)      Paragraf argumentasi
5)      Paragraf persuasi
5.      Pengembangan Paragraf
a)      Pengembangan alamiah
Pengembangan secara alamiah ini seorang penulis dapat menggunakan pola yang sudah ada pada obyek atau kajian yang dibicarakan.
b)      Pengembangan klimaks dan antiklimaks
Pembuatan klimaks dilakukan dengan penampilan gagasan utama yang rinci dari persoalan yang paling rendah kedudukannya. Sementara itu pengembangan antiklimaks merupakan kebalikan dari klimaks.
c)      Pengembangan Perbandingan dan Pertentangan
Paragraf perbandingan dan pertenntangan ialah cara pengarang menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang , subjek atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu (Keraf dalam buku Mudlofar 2002: 99).
d)     Pengembangan analogi
Pengembangan analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah terkenal umum dengan yang tidak dikenal umum.
e)      Pengembangan contoh-contoh
Gagasan yang terlalu umum sifatnya sulit dipahami. Agar pembaca menjadi jelas diperlukan ilustrasi-ilustrasi konkret.
f)       Pengembangan akibat sebab -sebab akibat
Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berupa hubungan sebab akibat dan akibat sebab.
g)      Pengembangan definisi luas
Yang dimaksud pengembangan definisi luas ialah pengarang bermaksud memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau hal (Keraf dalam buku Mudlofar 2002: 102).
h)      Pengembangan klasifikasi
pengembangan karangan kadang-kadang memerlukan pengelompokan hal-hal yang mempunyai persamaan.
i)        Pengembangan umum khusus-khusus umum
Cara pengembangan paragraf umum khusus-khusus umum merupakan cara yang paling umum dipakai. Paragraf umum khusus dikembangkan dengan meletakkan pikiran utama pada awal paragraf kemudian rician-rincian berada pada kalimat-kalimat berikutnya.
6.      Hubungan kohesi dan koherensi dalam pengembangan paragraf hingga membentuk sebuah wacana utuh.
Pengembangan paragraf untuk membentuk sebuah wacana utuh yang baik maka sangat diperlukan untuk memperhatikan adanya kohesi dan koherensi antar kalimat yang ada di dalam paragraf dan juga paragraf-paragraf di dalam sebuah bacaan secara keseluruhan.

A. Pengertian Karya Ilmiah
      Brotowijojo (1985) dalam buku  Maimunah mengemukakan bahwa karya ilmiah adalah karya tulis yang di dalamnya menyajikan fakta yang disusun berdasarkan metodologi penulisan baik dan benar..
B. Ruang Lingkup Karya Ilmiah
1. Penelitian
      Penelitian adalah kegiatan penyelidikan yang di lakukan menurut metode ilmiah yang sitematis untuk menemukan informasi ilmiah  dan teknologi yang baru.
 2. Pengembangan
Yang di maksud dengan tulisan ilmiah pengembangan adalah :
a. Kegiatan guru atau dosen dalam rangka pengamalan ilmu dan pengetahuan,teknologi,dan pengetahuan untuk peningkatkan mutu baik bagi mutu belajar mengajar atau profesionalisme.
b. Tindak lanjut penelitian untuk mendapatkan informasi tentang cara-cara mempergunakan teori dan proses,untuk tujuan praktis.
C. Kaidah Tulisan Ilmiah          
1. Sistematis         
      Sistematis di sini bisa di lakukan kalau penulisanya memakai sistematika tertentu yang sudah di gariskan dalam lingkungan ilmiah.
2. Logis 
Logis berarti bisa di nalar.Seseorang yang menulis tulisan ilmiah tentu saja apa yag di bahas bisa di pahami oleh akal pembacanya.
3. Cermat
      Maksudnya adalah tulisan tidak di tulis dengan sembarangan.
4. Bahasa baku dan istilah yang konsisten
      Bahasa baku adalah bahasa yang selama ini di ketahui masyarakat umum dan sudah menjadi bahasa nasional.

D. Macam-Macam Karya Ilmiah
1. Makalah
2. Artikel Ilmiah
3. Proposal Penelitian
4. Laporan Penelitian
5. Laporan Akhir
6. Skripsi (S-1)
7. Tesis (S-2)
8. Disertasi ( S-3)
9. Karya Imiah Di publikasikan           
 10. Karya Ilmiah Di dokumentasikan
E. Perbedaan Skripsi,Tesis,Dan Disertasi        
      Perbedaan antara skripsi,tesis,dan disertasidapat dilihat dari dua aspek yaitu : aspek kuantitatif  dan aspek kualitatif.dapat di katakan bahwa disertasi bobot akademisnya lebih berat dari tesis,sedangkan tesis bobot akademisnya lebih berat dari pada skripsi.Oleh karena itu perbedaan skripsi,tesis,dan disertasi biasanya tidak hanya di lihat dari aspek kuantutatif,tetapi lebih banyak di lihat dari aspek kualitatif.Berikut ini aspek-aspek yang membedakan skripsi,tesis,dan disertasi :
1. Beda permasalahan
      Identifikasi masalah untuk skripsi di dasarkan atas informasi dari koran,majalah,buku,jurnal laporan penelitian,seminar,atau keadaan lapangan.
Masalah yang di kaji di skripsi cenderung pada masalah yang bersifat penerapan ilmu,sedangkan dalam tesis dan disertasi harus cenderung ke arah pengembangan ilmu.
2. Beda aspek metodologi penelitian.      
      Penulisan skripsi di tuntut untuk menyebutkan upaya untuk memperoleh data penelitian secara akurat dengan menggunakan instrumen pengumpulan data yang valid.

3. Beda aspek hasil penelitian.
      Hasil penelitian yang di paparka dalam kesimpulan skripsi harus di dukung oleh data yang di peroleh dari penelitian yang di lakukan.dalam tesis,hasil penelitian yang di kemukakan selain di dukung oleh data yang di peroleh dari penelitian yang di lakukan,juga harus di bandingkan dengan hasil lain yang sejenis.Oleh karena itu,dalam tesis dan disertasi perlu ada bab tersendiri yang menyajikan pembahasan hasil penelitian.Hasil penelitian skripsi yang di tulis dalam bentuk artikel hendaknya di arahkan untuk dapat di terbitkan dalam jurnal ilmiah yang bermutu,sedangkan hasil penelitian tesis dan disertasi harus memenuhi kualifikasi layak terbit dalam jurnal ilmiah yang bermutu.
4. Beda aspek kemandirian.
      Selain di dasarkan pada ketiga aspek tersebut,skripsi tesis dan disertasi juga dapat di bedakan berdasarkan tingkat kemandirian mahasiswa dalam proses pelaksanaan penelitian dan penulisan naskah karya ilmiah.Secara umum dapat dinyatakan bahwa proses penelitian dan penulisan tesis dan disertasi lebih mandiri dari pada skripsi.Secara kuantitatif dapat diilustrasikan sebagai berikut : untuk disertasi kira-kira 90% karya asli mahasiswa,sedangkan 10% merupakan bimbingan serta arahan dosen pembimbing.untuk tesis persentase bisa lebih kecil dari pada disertasi,dan skripsi persentasi lebih kecil dari pada tesis da di sertasi
F. Ciri-Ciri Tulisan Ilmiah
      Ada banyak ciri tulisan ilmiah yang di kemukakan para penulis.W.Paul Jones pernah mengungkapkan beberapa ciri tulisan ilmiah antara lain :
ü  Menyajikan fakta
ü  Cermat dan jujur ( accurate and truthful )
ü  Tidak memihak ( disinterested )
ü  Sistematis
ü  Tidak bersifat baru ( not emotive )
ü  Mengesampingkan pendapat yang tidak berdasar (unsupported opinion )
ü  Sungguh-sungguh
ü  Tidak bercorak debat ( not argumentative )
ü  Tidak bernada membujuk ( not directly persuasive )
ü  Tidak berlebih-lebihan
G. Langkah-Langkah Penulisan Ilmiah  
      Menulis sebuah artikel ilmiah,menurut Suparno ada lima langkah umum yang di penuhi,antara lain :
1. Pengembangan Gagasan
2. Perencanaan Penulisan Naskah
a. Perencanaan Isi Artikel
b. Perencanaan Format Dan Teknik Penulisan
c. Perencanaan Bahasa

3. Pengembangan Paragraf
4. Finalisasi

Ikhwal Karya Ilmiah
Karya ilmiah merupakan hasil suatu pemikiran ilmiah pada suatu disiplin ilmu tertentu; yang tersusun secara sistematis, ilmiah, logis, benar, bertanggung jawab, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penulisan karya ilmiah, karya tulis yang dihasilkan baik secara teknis maupun materi harus dapat dipertanggungjawabkan, karena hasil karya ilmiah akan dibaca oleh khalayak dan akan dipelajari oleh orang lain dalam kurun waktu yang tidak terbatas sebagai pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Pateda, 1993:91

Aspek-aspek dan ciri-ciri  Karya Ilmiah Menurut  Pamungkas (2012:52)

Aspek ontologi
Ontologi mencakup tentang objek penelitian. Artinya, sebuah karya tulis harus mempunyai objek kajian. Objek kajian yang dimaksud adalah objek yang dapat ditemukan atau dicek kebenarannya oleh
Aspek Epistimologi
Epistimologi berkaitan dengan metode. Sebuah karya dikatakan ilmiah apabila menggunakan metode ilmiah yang tetap. Artinya, kesalahan penggunaan metode akan kebenaran sebuah penelitian dipertanyakan.
Aspek Aksiologi
aksiologi, yang berhubungan dengan manfaat. Sebuah karya tulis ilmiah harus mengandung unsur manfaat. Dan, manfaat yang dimaksud adalah manfaat secara teoretis maupun praktis.

Pola  dan Format Tulisan Karya Ilmiah

Yulianto (2011:77) menjelaskan bahwa penulisan karya tulis ilmiah membutuhkan kertas HVS yang berukuran kuarto (21,5 x 28 cm) atau kertas A4 (21,5 x 29 cm). Pola pengetikan pada halaman biasa berlaku ukuran sebagai berikut.
a. Pias atas 3 cm
b. Pias bawah 3,5 – 4 cm
c. Pias kiri 4 cm
d. Pias kanan 3 cm


q    Pola pengetikan pada halaman bertajuk berlaku aturan berikut.
a.                   Pias atas 5 cm
b.                  Pias bawah 3,5 – 4cm
c.                   Pias kiri 4 cm
d.                  Pias kanan 3 cm


Format Daftar Pustaka

Contoh:
Sumber rujukan dari koran  Jika ada nama pengarang, maka urutan penulisannya sebagai berikut:
            1) Nama pengarang (titik)
            2) Tahun penerbitan (titik)
            3) Judul artikel (diapit tanda petik dua, titik)
            4) Nama koran (dicetak miring dan didahului kata dalam, titik)
            5) Tanggal penerbitan (titik)
            6) Kota penerbitan (titik)

Contoh:
Laksono, Haryanto Noor. 2009. “Hubungan Stress dengan Kegemukan”. Dalam Jawa Pos. 5
November. Surabaya.


Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah (Tanjung,Bahdin Nur:2005)

Kode etik adalah seperangkat norma yang perlu di diperhatikan dalam  penulisan karya ilmiah. Norma ini berkaitan dengan pengutipan  dan perunjukan,perizinan terhadap bahan yang digunakan, dan penyebutan sumber data atau informan.

Kaidah karya ilmiah mempunyai ciri-ciri, antara lain:
 (1) penyebutan sumber tulisanyang jelas. Jika penyusun karya ilmiah mengutip pendapat orang lain, maka sumber itu harus disebutkan dengan jelas dan lengkap;
 (2) memenuhi kaidah penulisan yang berkaitan dengan kutip-mengutip, penulisan kata, frasa, dan kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasaIndonesia yang baik dan benar
Ciri-ciri bahasa Indonesia ragam ilmiah (yang juga disebut ragam baku), antara lain:
 (1) pemakaian kalimat yang efektif (ada kesepadanan antara struktur gramatik dan alur pikir si penulis);
 (2) menghindari bentuk kalimat yang rerunduhan (berlebih-lebihan);
 (3) menghindari kalimat yang bermakna ambigu (bermakna ganda);
(4) pemakaian kata dan istilah yang bermakna lugas (bukan kiasan); dan
 (5) menghindari

A.    Pengertian Resensi
      Secara etimologi, resensi berasal dari bahasa latin, dari kata kerja revidere atau recensere yang memilik arti melihat kembali, menimbang atau menilai. Dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review.
a.      Jenis-jenis Resensi
Secara garis besar resensi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Resensi Informatif, yaitu resensi yang hanya menyampaikan isi dari resensi secara singkat dan umum dari keseluruhan isi buku.
2. Resensi Deskriptif, yaitu resensi yang membahas secara detail pada tiap bagian atau babnya.
3. Resensi Kritis, yaitu resensi yang berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.
Namun, ketiga jenis resensi di atas tidak baku karena bisa saja dalam sebuah resensi ketiganya diterapkan secara bersamaan. 

b.      Unsur-unsur Resensi
Dalam membuat resensi, terdapat unsure-unsur yang harus dipenuhi agar resensi yang dibuat menjadi jelas dan berkualitas. Berikut ini adalah beberapa unsur yang harus ada dalam pembuatan resensi.
1. Judul resensi
Judul resensi harus memiliki keselarasan dengan isi resensi yang dibuat. Judul yang menarik juga akan memberi nilai lebih pada sebuah resensi.
2. Menyusun data buku
Penyusunan data buku dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Judul buku;
b. Pengarang;
c. Penerbit;
d. Tahun terbit beserta cetakannya;
e. Dimensi buku;
f. Harga buku;

3. Isi resensi buku
Isi resensi buku memuat tentang sinopsis, ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya, keunggulan dan kelemahan buku, rumusan kerangka buku dan penggunan bahasa.
4. Penutup resensi buku
Pada bagian penutup biasanya berisi alasan kenapa buku tersebut ditulis dan kepada siapa buku tersebut ditujukan.

c.       Tahap Penulisan Resensi
Berikut ini akan dijelaskan tahap-tahap dalam penulisan sebuah resensi buku.
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini, hal yang perlu dilakukan antara lain: memilih jenis buku yang akan diresensi, buku tersebut adalah buku-buku baru, dan membuat anatomi buku.
2. Tahap Pengerjaan
a. Membaca dengan detail dan mencatat hal-hal penting. Sebelum membuat resensi, bacalah terlebih dahulu buku yang akan diresensi hingga tuntas lalu mencatat kutipan dan kata-kata penting di dalamnya.
b. Membuat isi resensi, diantaranya:
• Membuat informasi umum tentang buku yang diresensi.
• Menentukan judul resensi.
• Membuat ringkasan secara garis besar.
• Memberikan penilaian buku.
• Menonjolkan sisi lain dari buku yang diresensi.
• Mengulas manfaat buku tersebut bagi pembaca.
• Penilaian dari segi kelengkapan karya, EYD dan sistematika resensi.

B.     Catatan Kaki dan Catatan Perut

a.      Catatan Kaki
      adalah keterangan-keterangan atas teks yang ditempatkan pada kaki halaman yang bersangkutan
Sebuah catatan kaki haruslah terdiri dari:
1.Nomor rujukan yang ditulis ½ spasi lebih tinggi
2.Nama pengarang lengkap tidak dibalik, setelah nama diberi tanda koma (,)
3.Judul buku (digarisbawahi/dicetak miring) atau artikel (diapit tanda petik dua)
4.Tempat penerbit ditempatkan dalam tanda kurung, setelah nama kota
5.Penerbit
6.Tahun terbit
7.Halaman (biasanya disingkat hal. dan diberi tanda titik setelah angka)
Contoh:
                        1 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Pragmatik (Jakarta: Angkasa, 1990), hal. 18.


b.      Catatan Perut
Catatan perut berfungsi sama dengan catatan kaki (footnote) yaitu untuk  menegaskan isi uraian atau membuktikan kebenaran yang diajukan oleh penulis berdasarkan bukti - bukti yang diperoleh dari buku, majalah, jurnal, berita, atau referensi yang lain. Kelebihan catatan perut dibandingkan catatan kaki ialah pada kenyamanan pembaca untuk menemukan pokok tulisan secara menyeluruh.

           Dibandingkan dengan catatan kaki yang kadang - kadang mengusik pembaca dengan keterangan di bawah tulisan, catatan perut lebih sederhana dan jelas. Karena pada catatan perut hanya terdapat 3 unsur:
1. Nama belakang pengarang
2. Tahun penerbitan
3. Nomor halaman

Contoh: 
      Pembangunan nasional merupakan pembangunan di segala bidang yang mengarah pada kemakmuran rakyat. Selain menjadi pilar utama pembangunan nasional, pembangunan dalam bidang pendidikan mendorong suksesnya pembangunan di sektor – sektor lainnya. Setiap bangsa tentunya lebih menomorsatukan pembangunan dalam bidang pendidikan bila ingin maju (Isjoni, 2006: 21). Namun, kondisi Indonesia telah amat terpuruk oleh berbagai krisis yang mengakibatkan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia sehingga berdampak pada rendahnya kualitas sumber daya manusia (Surya, 2004: 113).

C.     Ikhwal Teknik Ejaan
      Ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan berlaku sejak tahun 1972 sebagai hasil penyempurnaan ejaan yang berlaku sebelumnya, yaitu ejaan Van Ophuysen (1901) dan Ejaan Republik (1947). Ejaan yang berlaku dalam bahasa Indonesia sekarang menganut sistem ejaan fonemis, yaitu satu tanda (huruf) satu bunyi, tetapi kenyataan masih terdapat kekurangan. Kekurangan tersebut terlihat pada adanya fonem (bunyi) yang masih dilambangkan dengan dua tanda, yaitu /ng/,/ny/,/kh/,dan/sy/. Sebaliknya ada dua fonem yang dilambangkan dengan satu tanda saja, yaitu /e/, pepet dan /e/taling. Hal ini dapat menimbulkan hambatan dalam penyustan ejaan bahasa Indonesia yang lebih sempurna.
a.      Pelafalan
Ketentuan pelafalan yang berlaku dalam bahasa Indonesia cukup sederhana, yaitu bunyi-bunyi dalam bahasa Indonesia harus dilafalkan atau diucapkan sesuai dengan apa yang tertulis. Tegasnya, lafal atau ucapan dalam bahasa Indonesia disesuaikan dengan tulisan.
        Perhatikan contoh berikut :
                    Tulisan                   Lafal yang salah       Lafal yang benar
                    teknik                     tehnik                         teknik [ t e k n i k ]

b.      Pemakaian Huruf
Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan menggunakan 26 huruf di dalam abdjadnya, yaitu mulai dengan huruf /a/sampai dengan huruf /z/. Beberapa huruf diantaranya, yaitu huruf /f/,/v/,/x/, dan /z/, merupakan huruf serapan dan sekarang huruf-huruf tersebut dipakai secara resmi di dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, pemakaian huruf itu tetap dipertahankan dan jangan di ganti dengan huruf lain.
        Contoh :
                        Fakta tidak boleh diganti dengan pakfa
                        Aktif tidak boleh diganti dengan aktip

Mesikupun huruf-huruf serapan sudah dimasukkan ke dalam bahasa Indonesia, harus kita ingat ketentuan pemakaian huruf /q/dan /x/. Huruf /q/ hanya dapat dipakai untuk nama dan istilah, sedangkan untuk istilah umum harus diganti dengan huruf /k/. demikian pula huruf /x/ dapat dipakai untuk lambang, seperti xenon, sinar x, x + y. Huruf /x/ apabila terdapat pada tengah kata dan akhir kata diganti dengan huruf gugus konsonan /ks/.
        Contoh :
                       
                        aquarium harus ditulis dengan akuarium
                        taxi harus ditulis dengan taksi
                       
Huruf /k/ selain untuk melambangkan bunyi /k/, juga digunakan untuk melambangkan bunyi hamzah (glotal). Ternyata masih ada pengguna bahasa yang menggunakan tanda ‘ain’ /’/ untuk bunyi hamzah (glotal) tersebut.
        Contoh :
                        ta’zim harus diganti dengan taksim
                        ma’ruf harus diganti dengan makruf
                       

c.       Pemisah Suku Kata

      1.      Apabila di tengah kata terdapat dua vokal berurutan, maka pemisahan dilakukan di antara kedua vokal tersebut.
Contoh :
permainan ® per-ma-in-an,         ketaatan ® ke-ta-at-an
      2.      Apabila di tengah kata terdapat dua konsonan berurutan, maka pemisahan dilakukan di antara kedua konsonan tersebut.
Contoh :
ambil ® am-bil,                 undang  ® un-dang
      3.      Apabila di tengah kata terdapat konsonan di antara dua vokal, maka pemisahan dilakukan sebelum konsonan.
Contoh :
bapak ® ba-pak,                sulit ® su-lit
      4.      Apabila di tengah kata terdapat tiga atau empat konsonan, pemisahannya dilakukan di antara konsonan pertama dan konsonan kedua.
Contoh :
bangkrut ® bang-krut,                 instrumen ® in-stru-men

      5.      Imbuhan, termasuk awalan yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, penyukuannya dipisahkan sebagai satu kesatuan.
Contoh :
minuman ® mi-num-an,              bantulah ® ban-tu-lah

      6.      Pada akhir baris dan awal baris tidak diperkenankan ada huruf yang berdiri sendiri, baik vokal maupun konsonan.
      7.      Tanda pemisah (tanda hubung) tidak diperkenankan diletakkan di bawah huruf dan juga tidak boleh berjauhan dengan huruf, tetapi diletakkan disamping kanan huruf.

D.    Kutipan dan Daftar Pustaka
a. Kutipan
1) Pengertian Kutipan
      Kutipan adalah suatu kata yang mungkin semua orang belum tahu apa maksudnya. Kutipan juga merupakan suatu gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
2) Jenis-jenis Kutipan
Terdapat beberapa jenis kutipan, antara lain adalah Kutipan langsung dan Kutipan Tidak langsung. Disini saya akan mencoba menjelaskan jenis-jenis kutipan tersebut.
a.Kutipan Langsung adalah kutipan yang sama persis seperti kutipan aslinya,
b. Kutipan Tidak Langsung adalah kutipan yang telah kita ringkas intisarinya dari sumber kutipan aslinya.
b. Daftar Pustaka
1. Pengertian Daftar Pustaka
      Daftar pustaka adalah halaman yang berisi daftar sumber-sumber referensi yang kita pakai untuk suatu tulisan ataupun karya tulis ilmiah. Daftar Pustaka biasanya berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan (contohnya: thesis). Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat melihat kembali pada sumber aslinya.
2. Teknik Penulisan Daftar Pustaka
Dalam penulisan daftar pustaka kita juga harus memperhatikan hal-hal berikut ini.
  • Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan alfabet, berturut-turut dari atas ke bawah, tanpa menggunakan angka arab (1,2,3, dan seterusnya).
  • Cara penulisan daftar pustaka sebagai berikut:
    -Tulis nama pengarang (nama pengarang bagian belakang ditulis terlebih dahulu, baru nama depan)
    -Tulislah tahun terbit buku. Setelah tahun terbit diberi tanda titik (.)
    -Tulislah judul buku (dengan diberi garis bawah atau cetak miring). Setelah judul buku diberi tanda titik (.).
    -Tulislah kota terbit dan nama penerbitnya. Diantara kedua bagian itu diberi tanda titik dua (:). Setelah nama penerbit diberi tanda titik
    -Apabila digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama pengarangnya, maka sumber dirilis dari buku yang lebih dahulu terbit, baru buku yang terbit kemudian. Di antara kedua sumber pustaka itu dibutuhkan tanda garis panjang.
  • Untuk penulisan daftar pustaka yang berasal dari internet ada beberapa rumusan pendapat :
    - Menurut Sophia (2002), komponen suatu bibliografi online adalah:
    • Nama Pengarang• Tanggal revisi terakhhir• Judul Makalah• Media yang memuat• URL yang terdiri dari protocol/situs/path/file• Tanggal akses

A.    Pengertian Proposal
Proposal adalah rencana kegiatan yang dituliskan dalam bentuk rancangan kerja yang akan dilaksanakan. Rencana tersebut harus dituliskan agar pihak yang berkepentingan dapat memahami dengan baik. Pihak yang berkepentingan tersebut, antara lain pemberi izin dan penyumbang dana, seperti kepala sekolah, orang tua, sponsor, polisi, lurah, atau kepala desa.
B.  Macam-Macam Proposal

Macam-macam Proposal ada 3:
1.      Proposal Kegiatan
Usulan yang dibuat penulis kepada atasan/ pimpinan untuk mengadakan sebuah acara tertentu.Misalnya : Usulan mengajukan sebuah seminar, Isro’ mi’roj, pembagian zakat
2.      Proposal Proyek
Proposal yang dibuat ketika seseorang akan membuat bangunan/ fasilitas tertentu, biasanya dibuat oleh kontraktor yang diajukan kepada pejabat berwewenang dan unutk mendapatkan/ memenangkan proyek, biasanya melalui proses tender.
3.      Proposal Penelitian
Proposal yang dibuat ketika akan mengadakan penelitian. Dalam proposal penelitian ada dua yaitu: kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif, karena permasalahan yang diteliti sudah jelas, realitas dianggap tunggal, tetap, teramati, pola fikir deduktif, maka proposal penelitian kuantitatif dipandang sebagai “blue print” yang harus digunakan sebagai pedoman baku untuk melaksanakan dan mengendalikan penelitian. Sedangkan dalam metode kualitatif yang berpandangan bahwa, realitas dipandang sesuatu holistik, kompleks, dinamis, penuh makna, dan pola fikir induktif, sehingga permasalahan belum jelas, maka proposal penelitian kualitatif yang dibuat masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah penelitian memasuki obyek penelitian atau situasi sosial.

v  Menurut jenisnya proposal dibagi menjadi 3 yaitu:
a.       Formal
b.      Semiformal
c.       Nonformal


C.            Setruktur proposal yaitu:
a.       Latar Belakang
b.      Nama Kegiatan
c.       Tema Kegiatan
d.      Tujuan Kegiatan
e.       Peserta
f.       Hasil yang Diharapkan
g.      Panitia Penyelenggara
h.      Alokasi Dana
i.        Waktu dan Pelaksanaan
j.        Penutup

D.     Sistematik Penulisan Proposal
a.      Pendahuluan
Berisi tentang hal-hal dan kondisi umum yang melatar belakangi dilaksanakan kegiatan tersebut. Hubungan kegiatan tersebut dengan kegiatan sehari-hari (nyata). Point-point pembahasan pada pendahuluan ini, mengacu pada komponen S-W-O-T yang telah dibahas sebelumnya.
b.      Dasar pemikiran
Berisi tentang dasar yang digunakan dalam pelaksanaan, misalnya:  Tri Darma Perguruan Tinggi, program kerja pengurus dan lain-lain. Jika kegiatan tersebut bukan dari organisasi, maka di dasarkan secara umum, misalnya: Peraturan Pemerintah No sekian.
c.       Tujuan kegiatan
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan tersebut (umum dan khusus). Tentukan juga keluaran (output)yang dikehendakin seperti, Contoh: memperoleh kader-kader KMHDI, memberi pengetahuan manajerial dan leadership bagi calon anggota KMHDI.
d.      Tema kegiatan
Tema yang diangkat dalam kegiatan tersebut.
e.       Jenis kegiatan
Diperlukan untuk menjelaskan rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan jika kegiatan lebih dari satu. Menjelaskan bentuk dari kegiatan tersebut, misalnya: berupa seminar, pelatihan, penyampaian materi secara lisan, tanya jawab, simulasi, dll.
f.       Target kegiatan
Berisi uraian lebih perinci dari tujuan (point 3) mengenai ukuran-ukuran yang digunakan sebagai penilaian tercapai atau tidaknya tujuan.Contoh: target acara ini adalah untuk mencetak minimal 25 orang pelatih KMHDI yang masing-masing diantaranya memiliki kemampuan yang sesuai dengan standaryang Buku pedoman Kaderisasi Jilid I KMHDI dan setiap pelatihan tersebut memiliki nilai rata-rata di atas 7 dalam setiap materi pelatihan.
g.      Sasaran/ peserta kegiatan
            Menjelaskan tentang objec atau siapa yang mengikuti kegiatan tersebut (peserta).
h.      Waktu dan tempat pelaksanaan
Tentukan dimana, hari, tanggal, bulan, tahun akan dilaksanakannya kegiatan tersebut.
i.        Anggaran dana
Dalam anggaran ini hanya tertulis jumlah total dan pengeluaran yang diperkirakan oleh panitia, sedangkan rinciannya dibuat di dalam lampiran tersendiri.
j.        Susunan panitia
Dalam halaman bagian susunan panitia, yang di tulis hanya panitia inti, seperti: Pelindung, Ketua panitia, Sekretaris, Bendahara. Sedangkan panitia selengkapnya dicantumkan dalam lampiran.
k.       Jadwal kegiatan
Dibuar sesuai dengan Kalender Kegiatan yang telah terlampir sebelumnya, tetapi dapan juga ditulis terlampir apabila jadwalnya banyak.
l.        Penutup
Berisi tentang harapan yang ingin dicapai atau mohon dukungan kepada semua pihak. Di tutup dengan lembar pengesahan proposal. Terakhir di ikuti dengan lampiran.

Ø  Perhatian khusus terhadap masalah penganggaran pada proposal
a.       Penganggaran adalah rencana pemasukan dan pengeluaran keuangan yang dibuat untuk kegiatan tertentu.
b.      Proses penyusunan anggaran
1.      Sesuai dengan rencana kegiatan
2.      Sesuai dengan sumber pendapatan
3.      Meliputi tertib aturan yang berkaitan dengan keluar dan masuknya keuangan kegiatan.
c.       Mengontrol anggaran
1.      Pengeluaran sesuai dengan rencana
2.      Sekecil apapun pengeluaran dan pemasukan harus dicatat
3.      Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan aturan
d.      Pencairan dana
1.      Sponsorship
Proposal: usul, rencana, penawaran dengan pihak lain.
2.      Sumber dana
Donatur, iuran anggota atau kas organisasi, kontribusi peserta kegiatan, wirausaha.

A.    Pengertian Surat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, surat berarti kertas sebagai data auketerangan sesuatu yang ditulis. Jadi surat adalah alat komunikasi tertulis yang disampaikan dari satupihak kepada pihak lain baik atas nama pribadi maupun atas nama organisasi atau perusahaan.
Surat merupakan bentuk komunikasi tertulis antara seseorang atau lembaga dengan orang atau lembaga yang lainnya, (Nurdin. 2005:189). Surat adalah media komunikasi dalam bentuk tulisan yang dilakukan oleh seseorang atau lembaga ke seseorang atau lembaga lainnya. Banyak kesalahan yang sering kita temukan dalam halnya penulisan surat.
B.     Jenis-Jenis Surat
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat mengenal berbagaimacam jenis surat. Secara garis besar, Bratawidjaja (1995:6-7) menyebut sebagai berikut
a.       Menurut isi dan asalnya, surat dibedakan atas tiga macam:
1)      Surat resmi atau dinas pemerintah,
2)      Surat niaga,
3)      Surat pribadi.

b.      Menurut maksud dan tujuannya, surat digolongkan atas:
1)      Surat pemberitahuan
2)      Surat keputusan
3)      Surat perintah
4)      Surat permintaan dan surat permohonan
5)      Surat peringatan
6)      Surat panggilan
7)      Surat penawaran
8)      Surat perjanjian
9)      Surat pesanan
10)  Surat laporan
11)  Surat pengantar
12)  Surat lamaran kerja, dan sebagainya

c.       Menurut wujudnya, surat dibedakan atas:
1)      Kartu pos
2)      Warkat pos
3)      Surat bersampul
4)      Telegram
5)      Teleks
6)      Faksimil

d.      Menurut sasarannya, surat terbagi atas:
1)      Surat biasa
2)      Surat edaran
3)      Surat pengumuman

e.       Menurut jaminan dan keamanan isinya, surat digolongkan atas empat macam, yaitu:
1)      Surat sangat rahasia
2)      Surat rahasia
3)      Surat konfidesil (terbatas)
4)      Surat biasa

f.       Menurut urgensinya, surat dibedakan atas: biasa, penting, dan sangat rahasia
g.      Menurut cara penyampaiannya, surat digolongkan atas: biasa, kilat, dan kilat khusus
h.       
Berdasarkan isinya, surat dapat dibedakan atas beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
1.           Surat keluarga
2.           Surat setengah resmi
3.           Surat sosial
4.           Surat niaga
5.           Surat dinas

Sebagai mana disebutkan di atas, ada berbagai macam jenis surat yang umum beredar di masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal bermacam-macam jenis surat. Surat-surat itu dapat dikelompokkan berdasarkan hal-hal berikut:
Ø  Berdasarkan Wujud Surat
  1. Kartu Pos
Kartu pos adalah surat terbuka yang terbuat dari kertas berukuran 10 x 15 cm. Lembaran kertas surat ini biasanya tebal, sehingga berbentuk kartu. Kegunaan surat ini untuk menyampaikan berita yang singkat. Akan tetapi, pesan yang tertulis dapat diketahui oleh orang lain yang bukan haknya sebab berada pada halaman terbuka. Jenis surat ini biasanya dijual di kantor pos.
  1. Warkat Pos
Warkat pos adalah surat tertutup yang terbuat dari sehelai kertas. Surat seperti ini dapat dilipat menjadi amplop. Jadi, lembaran surat ini dapat dipakai sekaligus sebagai amplop. Kegunaan surat jenis ini adalah untuk menyampaikan berita yang agak panjang dalam sehelai kertas. Lembaran surat jenis ini biasanya dijual di kantor pos.
  1. Telegram
Telegram adalah jenis surat yang berisikan pesan yang relatif singkat yang mana dikirim dengan bantuan pesawat telegram. Surat ini akan sampai ke tujuan dalam waktu yang singkat.
  1. Surat Bersampul
Surat bersampul adalah surat yang dikirimkan kepada seseorang dengan menggunakan sampul surat. Surat jenis ini lah yang banyak kita gunakan dalam berkomunikasi. Kelebihan surat ini dibanding dengan jenis surat yang lain adalah lebih terjamin kerahasiaan isinya; lebih leluasa dalam menulis isi surat; lebih santun dalam surat menyurat.

Ø  Berdasarkan Pembuatan Surat
  1. Surat Pribadi
  2. Surat Resmi


Ø  Berdasarkan Keamanan Pesan Surat
  1. Surat Sangat Rahasia
Surat ini berisi pesan dokumen penting yang berkaitan dengan rahasia atau keamanan suatu negara. Jenis surat ini dikirim dengan menggunakan tiga buah sampul.
  1. Surat Rahasia
Jenis surat ini berisi dokumen ringan yang pesannya hanya pantas diketahui oleh satu atau beberapa pejabat tertentu atau yang berwenang pada sebuah instansi. Pengiriman surat ini menggunakan dua buah sampul.
  1. Surat Konfidensial
Surat yang isinya haya layak diketahui oleh beberapa pejabat tertentu sebab pesannya memerlukan tindakan kebijaksanaan dari para pejabat tersebut. Misalnya surat hasil rapat pimpinan dan usulan kenaikan pangkat seseorang.
  1. Surat Biasa
Surat biasa adalah surat yang pesannya dapat diketahui oleh orang lain tanpa mengakibatkan kerugian bagi pihak mana pun. Misalnya, surat edaran dan surat undangan.

Ø  Berdasarkan Ruang Lingkup Surat
  1. Memorandum/ Memo
Memorandum adalah surat yang dibuat oleh atasan kepada bawahan atau kepada pejabat yang setingkat dengan pejabat pembuat memo. Memorandum ini hanya berisikan catatan singkat tentang pokok-pokok permasalahan sebagai pesan yang ingin dikomunikasikan.
  1. Nota
Nota adalah surat yang dibuat oleh atasan kepada bawahan atau sebaliknya di dalam satu kantor untuk meminta data atau informasi.

  1. Surat Biasa
Surat biasa adalah surat yang dikirimkan kepada orang lain, baik yang berada di dalam maupun di luar instansi yang bersangkutan.

Ø  Berdasarkan Jumlah Pembaca Surat
  1. Pengumuman
Pengumuman adalah surat yang ditujukan kepada beberapa orang, instansi, atau pihak lain yang namanya terlalu banyak untuk disebutkan satu per satu.
  1. Surat Edaran
Surat edaran adalah surat yang dikirimkan kepada beberapa orang, baik di dalam maupun di luar kantor yang bersangkutan.
  1. Surat Biasa
Surat biasa adalah surat yang khusus dikirimkan kepada seseorang yang namanya tertera pada alamat surat dan hanya untuk diketahui oleh orang yang dituju.

Ø  Berdasarkan Penyelesaian Surat
  1. Surat Kilat
Surat kilat adalah surat yang pesannya harus dapat disampaikan kepada penerima surat secepat mungkin. Tanggapan yang diharapkan dari surat tersebut pun perlu dilakukan dengan cepat.
  1. Surat Segera
Pesan dalam jenis surat ini perlu segera disampaikan kepada penerima surat, tetapi tidak harus dikerjakan atau ditanggapi dengan cepat seperti pada surat kilat.
  1. Surat Biasa
Jenis surat ini baik cara pembuatan atau pengirimannya tidak harus diprioritaskan seperti kedua jenis surat di atas.


Ø  Berdasarkan Pengertian Umum
  1. Surat Terbuka
Surat terbuka adalah surat yang ditujukan kepada pihak lain, biak perorangan maupun kelompok yang biasanya dimuat di media massa atau diedarkan secara terbuka.
  1. Surat Tertutup
Surat tertutup adalah surat yang cara pengirimannya diberi sampul karena isinya tidak layak diketahui oleh pihak lain.
  1. Surat Kaleng
Surat kaleng adalah surat yang pengirimannya tidak mencantumkan nama dan alamat pengirim secara jelas. Pengirim surat ini tidak bertanggung jawab terhadap isi surat. Akan tetapi untuk beberapa hal perlu juga diperhatikan oleh penerima surat pesan dalam surat itu.

C.    Pengertian Surat Dinas dan Jenisnya
Surat dinas ditulis untuk keperluan komunikasi antara kantor yang satu dan kantor yang lain atau antarorganisasi. Surat dinas dibuat oleh seseorang yang berkedudukan sebagai pejabat instansi pemerintah sehingga surat ini disebut juga surat jabatan.
Sebuah surat dinas dapat juga disebut surat resmi karena dikeluarkan oleh instansi resmi pemerintah atau bukan swasta. Namun, surat resmi belum tentu dapat disebut sebagai surat dinas. Menulis surat dinas tentu berbeda dengan menulis kedua jenis surat yang lain yaitu surat pribadi dan surat niaga. Menulis surat dinas harus mengikuti aturan tertentu mengenai sistematika, isi, dan bahasa surat.
Syarat sebuah surat dinas:
1.          Format dan bentuk surat menarik, yaitu tempat teratur dan tidak diletakkan seenaknya, isi tidak terlalu panjang, yaitu langsung pada sasaran dan tidak bertele-tele,
2.          Bahasa harus jelas, padat, baku, umum, yaitu harus komunikatif, sopan, mudah dipahami, simpatik, dan tidak menyinggung perasaan penerima, harus bersih dan menggambarkan citra pengirimnya.

Beberapa jenis surat yang termasuk surat dinas adalah sebagai berikut :
1.      Surat Permohonan
2.      Surat Pemberitahuan
3.      Surat Keterangan
4.      Memo dan Nota Dinas

D.    Sistematika Surat Resmi atau Surat Dinas
Dalam sistematika penulisan surat resmi ada beberapa bagian, bagian surat tersebut terdiri atas:
a)    kepala surat
b)    tanggal
c)    nomor, lampiran, dan hal atau perihal
d)    alamat surat
e)    salam pembuka
f)     isi surat
g)    salam punutup
h)   pengirim surat
i)     tembusan
j)     inisial.