Ø
MENULIS
1. Pengertian Menulis
Menurut Tarigan H. G Menulis adalah menurunkan atau
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami
seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang grafik tersebut. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi
bahasa.
2. Fungsi Menulis
Pada prinsipnya fungsi
utama dari tulisan adalah sebagai berikut:
sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi
pendidikan karena memudahkan para pelajar berfikir.
Juga dapat menolong kita berfikir kritis. Juga dapat mempermudahkan kita
merasakan hubungan-hubungan,
memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah
yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman.
Sarana untuk
mengungkapkan diri yaitu untuk mengungkapkan perasaan hati seperti kegelisahan,
keinginan amarah.
Menulis
sebagai sarana pemahaman artinya dengan menulis seseorang bisa mengikat kuat
suatu ilmu pengetahuan dan pemahaman kedalam otaknya.
3. Tujuan Menulis
Tujuan
penulisan yang dikemukakan oleh Hugo Harting ditulis oleh Tarigan(1994:24) adalah:
- Assignment purpose
(tujuan penugasan).
Tujuan penugasan ini
sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena
ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri (misalnya para siswa yang diberi tugas
merangkum buku; sekretaris yang di tugaskan membuat laporan, notulen rapat)
2. Altruistic purpose
(tujuan altruistic)
Penulisan bertujuan
untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong
para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya , ingin membuat
hidup para pembaca lebih muda dan lebih menyenangkan dengan karya itu. Tujuan
altruistic adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan
3. Persuasive purpose
(tujuan persuasive)
Tujuan yang bertujuan
menyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang di utarakan.
4. Informational
purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan)
Tujuan yang bertujuan
memberi informasi atau keterangan atau penerangan kepada para pembaca
5. Self – expressive
purpose (tujuan pernyataan diri)
Tujuan yang bertujuan
memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca
6. Creative purpose
(tujuan kreatif)
Tujuan ini erat
berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi “keinginan kreatif” disini melebihi
pernyataan diri dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma
artistic, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan yang bertujuanmencapai
nilai artistic, nilai-nilai kesenian.
7. Problem-solving purpose
(tujuan pemecahan masalah)
·
Abdurrahman dan
Waluyo (2000: 223) menyatakan bahwa “tujuan menulis siswa di sekolah
dasar untuk menyalin, mencatat, dan mengerjakan sebagian besar tugas-tugas yang
diberikan di sekolah dengan harapan melatih keterampilan berbahasa dengan
baik”.
·
Menurut
Syafie’ie (1988:51-52), tujuan menulis dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Mengubah keyakinan pembaca;
2) Menanamkan pemahaman sesuatu terhadap pembaca;
3) Merangsang proses berpikir pembaca;
4) Menyenangkan atau menghibur pembaca;
5) Memberitahu pembaca; dan
6) Memotivasi pembaca.
4.
Manfaat
Menulis
Graves dalam Akhadiah
dkk.,(1998:1-4) berkaitan dengan manfaat menulis mengemukakan bahwa: (1)
menulis menyumbang kecerdasan, (2) menulis mengem-bangkan daya inisiatif dan
kreativitas, (3) menulis menumbuhkan keberanian, dan (4) menulis mendorong
kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
1) Menulis
Mengasah Kecerdasan
Menulis adalah
suatu aktivitas yang kompleks. Kompleksitas
menulis terletak pada tuntutan kemampuan mengharmonikan berbagai aspek.
Aspek-aspek itu meli-puti (1) pengetahuan tentang topik yang akan dituliskan,
(2) penuangan pengetahuan itu ke dalam racikan bahasa yang jernih, yang
disesuaikan dengan corak wacana dan kemampuan pembacanya, dan (3) penyajiannya
selaras dengan konvensi atau aturan penulisan. Untuk sampai pada kesanggupan
seperti itu, seseorang perlu memiliki kekayaan dan keluwesan pengungkapan,
kemampuan mengendalikan emosi, serat menata dan mengembangkan daya nalarnya
dalam berbagai level berfikir, dari tingkat mengingat sampai evaluasi.
2) Menulis
Mengembangkan Daya Inisiatif dan Kreativitas
Dalam menulis, seseorang mesti
menyiapkan dan mensuplai sendiri segala sesuatunya. Segala sesuatu itu adalah
(1) unsur mekanik tulisan yang benar seperti pungtuasi, ejaan, diksi,
pengalimatan, dan pewacanaan, (2) bahasa topik, dan (3) pertanyaan dan jawaban
yang harus diajukan dan dipuaskannya sendiri. Agar hasilnya enak dibaca, maka
apa yang dituliskan harus ditata dengan runtut, jelas dan menarik.
3) Menulis
Menumbuhkan Keberanian
Ketika menulis, seorang penulis
harus berani menampilkan kediriannya, ter-masuk pemikiran, perasaan, dan
gayanya, serta menawarkannya kepada publik. Kon-sekuensinya, dia harus siap dan
mau melihat dengan jernih penilaian dan tanggapan apa pun dari pembacanya, baik
yang bersifat positif ataupun negatif.
4) Menulis Mendorong Kemauan dan Kemampuan Mengumpulkan Informasi
Menulis banyak
memberikan manfaat, di antaranya (1) wawasan tentang topik akan bertambah,
karena dalam menulis berusaha mencari sumber tentang topik yang akan ditulis,
(2) berusaha belajar, berpikir, dan bernalar tentang sesuatu misalnya menjaring
informasi, menghubung-hubungkan, dan menarik simpulan, (3) dapat menyusun
gagasan secara tertib dan sistematis, (4) akan berusaha menuangkan gagasan ke
atas kertas walaupun gagasan yang tertulis me-mungkinkan untuk direvisi, (5)
menulis memaksa untuk belajar secara aktif, dan (6) menulis yang terencana akan
membisakan berfikir secara tertib dan sistematis.
5.
Nilai
Menulis
Menurut kelompok saya adalah
1.
Meningkatkan
kemahiran
2.
Menambah
wawasan dan pengetahuan
3.
Mampu
mengembangkan suatu pemahaman dan kemampuan menggunakan bahasa yang baik, benar
dan logis
4.
Menambah seseorang
dapat menemukan impiannya
5.
Menambah
kreativitas dan keterampilan menulis
6.
Menambah
lebih fokus untuk menulis sesuatau apa yang diinginkan
7.
Menambah
keberanian
·
Menurut Gie,
(2002: 19) ada 6 jenis nilai dalam menulis yaitu:
1.
Nilai
kecerdasan.
2.
Nilai
kependidikan.
3.
Nilai
kejiwaan.
4.
Nilai
kemasyarakatan.
5.
Nilai
keuangan.
6.
Nilai
kefilsafatan.
LANGKAH-LANGKAH PENULISAN ADA 3, YAITU:
- Tahap Pramenulis
ü Pilih dan
Batasi Topik
ü Brainstorming
2. Merencanakan Tulisan
ü Membuat Daftar
ü Menulis Kalimat
Topik
ü Membuat Outline
3. Menulis dan Merevisi Draft
ü Menulis Draft Kasar
ü Merevisi dan Organisasi Isi
ü Menulis Akhir
Tahap-Tahap Menulis
ü Pilih dan
Batasi Topik :
Tahap
ini merupakan beban berat bagi penulis pemula, karena tahap ini untuk
menentukan topik yang lebih spesifik. Tahap membatasi topik sangatlah penting
artinya dalam menulis.
ü Brainstorming :
Tahap
ini tidak diperlukan pada tahap awal penulisan. Tetapi tahap ini mempunyai
kegunaan agar kita bisa melakukan penulisan dengan mudah dan lebih terbantu
dalam proses penulisan selanjutnya.
Merencanakan Tulisan
ü Membuat Daftar
:
Hal
pertama dalam membuat outline adalah membagi gagasan ide ke dalam
beberapa maalah dan mencoretnya jika tidak berkaitan dengan topik yang dipilih.
ü Menulis Kalimat
Topik :
Menulis
dan menjabarkan semua itu ke dalam kalimat-kalimat. Topik kalimat adalah
kalimat dalam sebuah alenia yang menjadi pokok pikirannya.
ü Membuat Outline
:
Sebuah
outline adalah bahan dasar untuk membuat alenia. Di dalam outline itu,
anda menulis/mencatat pokok pikiran utama dan pokok pikiran penjelas agar
tulisan teratur.
Menulis dan Merevisi Draf
ü Menulis Draft
Kasar :
Tahap
pertama proses revisi adalah menulis kasar dari outline yang sudah dibuat.
ü Merevisi dan
Organisasi Isi :
Tahap
ini anda dapat mengubah, merencanakan lagi, menambahi, mengurangi, atau apapun
yang membuat tulisan lebih jelas, lebih efektif dan lebih menarik.
ü Menulis Akhir :
Tahap ini adalah setelah semua aktivitas editing berakhir, sampai
dengan simpulan untuk memperjelas semua uraian yang diungkap.
Penggolongan tulisan banyak yang dikenal.
Penggolongan tersebut sangat dipengaruhi oleh yang mengemukakan, kepentingan
dan dasarannya. Menurut The Liang Gie (2002), penggolongan tulisan dapat
didasarkan pada bentuk, ragam, jenis, rumpun dan macam. Nurudin, (2010:50).
A.
Peggolongan
tulisan berdasarkan bentuk
Menurut
The Liang Gie, penggolongan tulisan menurut bentuk meliputi cerita, lukisan,
paparan dan argumentasi. Namun bias juga ditambah dengan persuasi. Alasannya,
persuasi juga merupakan bentuk yang mempunyai cirri, kepentingan dan tujuannya
sendiri disamping keempatnya yang lain. Iklan merupakan bentuk tulisan persuasi
yang mempunyai cirri tersendiri. Dengan demikian, didasarlkan pada bentuk,
tulisan terdiri dari cerita (narasi), lukisan (deskripsi), paparan (eksposisi),
argumentasi (pendapat) dan persuasi. Nurudin (2010:50).
B.
Penggolongan
menurut ragam
Penggolongan
tulisan berdasarkan ragam di bagi menjadi dua yaitu tulisan faktawi dan tulisan
khayali. Tulisan faktawi adalah tulisan yang diolah berdasarkan fakta-fakta
yang ada. Dengan kata lain, tulisan yang dihasilkan bukan karena rekayasa
seseorang. Ia juga bukan cerita bohongyang
sengaja dibuat untuk cerita tertentu. Fakta ini sering disebut dengan unsure
5W+1H (who, where, when, what, why dan
how) dalam jurnalistik.
Sementara
itu, tulisan khayali adalah tulisan yang tidak menuntut adanya fakta-fakta
seperti ragam tulisan faktawi. Tulisan ini lebih didasarkan pada daya imajinasi
seseorang penulis. Jadi, penulis diberikan kewenangan penuh untuk menulis apa
saja yang ia kehendaki. Nurudin (2010:52).
C.
Penggolongan
tulisan berdasarkan jenis
Penggolongan tulisan berdasarkan
jenis merupakan pecahan dari ragam tulisan. Ragam tulisan faktawi memunculkan
dua jenis tulisan yaitu tulisan ilmiah dan tulisan informatif. Sedangkan ragam
tulisan khayali juga memunculkan dua jenis tulisan yaitu prosa dan puisi.
Tulisan
ilmiah adalah tulisan yang selam ini dilakukan dikalangan ilmuan atau sivitas
akademika (tulisan kependidikan dan penelitian). Bisa juga dilakukan oleh
kebanyakan orang, hanya dasar-dasar, sistematika dan penyusunannya memakai
kaidah ilmiah yang sudah digariskan.
Tulisan
ilmiah cenderung kaku karena harus memakai format tertentu. Ia tidak bias
ditulis menurut kehendak penulisnya. Dukungan literature, dat cukup dan
analisis, biasa menyertai tulisan ilmiah.
Sementara
itu, tulisan informatif adalah tulisan yang tujuan utamanya memberikan
informasi sebuah peristiwa atau kejadian (laporan). Tulisan ini biasa melekat
pada media massa(cetak dan elektronik). Tulisan dibuat semaksimal mungkin agar
mudah dipahami pembaca, pendengar dan penontonya. Tulisan ini umumnya
menggunakan bahasa populer dan tidak kaku seperti tulisan ilmiah, namun masih
tetap menggunakan kaidah tertentu.
Tulisan
informative bias juga berupa ulasan. Ulasan adalah komentar tentang suatu
kejadian dengan melihatnya dari sudut pandang tertentu. Nurudin (2010:53).
A.
Paragraf
Argumentatif
a. Pengertian Paragraf Argumentatif
Menurut
Keraf (2007:3) argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk
mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka percaya dan akhirnya
bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis. Melalui argumentasi
penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta, sehingga penulis mampu menunjukkan
apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak.
Argumentasi
merupakan dasar yang paling fundamental dalam ilmu pengetahuan. Karena melalui
argumentasi, penulis dapat mengajukan bukti-bukti atau menentukan kemungkinan
untuk menyatakan sikap atau pendapat mengenai suatu hal. (Keraf ,2007:3).
Persoalan-persoalan
dalam tulisan argumentatif
dibatasi oleh :
1. Argumentasi harus mengandung kebenaran
untuk mengubah sikap atau keyakinan orang mengenai topik yang akan
diargumentasikan.
2. Penulisan argumentasi harus menghindari
istilah-istilah yang dapat menimbulkan prasangka tertentu.
3. Tulisan argumentasi harus mampu
menghilangkan ketidak-sepakatan, karena tujuan penulisan paragraf argumentasi
adalah menghilangkan ketidaksepakatan
itu.
4. Jika ada ketidaksepakatan, penulis harus
mampu menghilangkan ketidaksepakatan itu(Keraf, 2007:104).
b. Ciri-Ciri Paragraf Argumentatif.
1. Bersifat
nonfiksi atau ilmiah;
2. Bertujuan
menyakinkan orang lain bahwa apa yang dikemukakan merupakan kebenaran;
3. Dilengkapi
bukti-bukti berupa data, tabel, dan gambar;
4. Ditutup
dengan kesimpulan.
c. Bentuk-Bentuk Penulisan Paragraf
Argumentatif.
1. Pola sebab-akibat.
Paragraf
yang bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai sebab yang diketahui
lalu bergerak maju menuju pada suatu kesimpulan sebagai efek akibat. Ditandai
dengan kata – kata sebab, karena, disebabkan, dikarenakan dll.
2. Pola akibat-sebab
Paragraf
yang bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat yang diketahui.
Kemudian bergerak menuju sebab-sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat
tadi.
B.
Paragraf
Persuasif
a. Pengertian Paragraf Persuasif
Persuasif
adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk me-yakinkan seseorang agar
melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara atau penulis pada waktu ini atau
pada waktu yang akan datang (Keraf, 2007:118). Sehingga paragraf persuasif
dapat diartikan sebagai paragraf yang isinya bertujuan untuk meyakinkan dan membujuk
seseorang atau pembaca agar melaksanakan dan menerima keinginan penulis.
.
b.
Ciri-Ciri
Paragraf Persuasif
1. Ada
fakta atau bukti untuk mempengaruhi atau membujuk pembaca;
2. Bertujuan
mendorong, mempengaruhi dan membujuk pembaca;
3. Menggunakan
bahasa secara menarik untuk memberikan sugesti (kesan) kepada pembaca.
C.
Paragraf
Naratif
a. Pengertian Paragraf Naratif
Narasi dapat diartikan sebagai
cerita. Sebuah cerita adalah sebuah penulisan yang mempunyai karakter, setting,
waktu, masalah, mencoba untuk memecahkan masalah dan memberikan solusi dari
masalah itu (Nurudin. 2010 :71).
Menurut Nurudin (2010 :71), narasi
adalah bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan
tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau
yang berlangsung dalam suatu kesatuan waktu tertentu. Sehingga pengertian paragraf narasi adalah
paragraf yang menceritakan tentang peristiwa atau kejadian tertentu secara urut
berdasarkan waktu ter-jadinya.
Paragraf naratif di bedakan menjadi
dua jenis, yaitu :
1. Naratif Ekspositoris (Narasi Teknis)
Narasi ekspositoris
pertama-tama bertujuan untuk me-nggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui
apa yang dikisahkan. Sasaran utamanya adalah rasio, yaitu berupa perluasan pikiran para pembaca sesudah membaca
cerita tersebut ( Keraf, 2007:186). Dalam narasi ekspositoris, penulis menceritakan suatu
peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku diceritakan mulai dari kecil
sampai saat ini sampai terakhir dalam kehi-dupannya. Penceritaan biasanya hanya
menonjolkan satu orang pelaku saja.
Karangan narasi ekpositoris bersifat generalisasi, yaitu narasi
yang menyampaikan suatu proses yang umum, yang dapat dilakukan siapa saja, dan
juga dapat dilakukan secara berulang-ulang (Keraf, 2007: 187) paragraf narasi
ekspositoris juga berkaitan dengan ekposisi, sehingga ketentuan eksposisi juga
ber-laku pada penulisan narasi ekspositoris. Ketentuan ini berkaitan dengan
penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukkan
unsur sugestif atau bersifat objektif.
2. Naratif Sugestif
Narasi sugestif adalah narasi yang
bertujuan untuk mem-berikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat
ter-sembunyi kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah
melihat atau merasakan tindakan atau perbuatan yang dirangkai dalam suatu
kejadian atau peristiwa tertentu..
b.
Ciri-Ciri Paragraf Naratif
1.
Ada tokoh, tempat, waktu dan suasana
yang diceritakan;
2.
Kejadian diurutkan sesuai urutan
waktu atau urutan peristiwa;
3.
Tidak hanya terdapat pada karya
fiksi tetapi juga terdapat pada karya non fiksi.
D.
Paragraf
Deskriptif
a. Pengertian Paragraf Deskriptif
Deskriptif
dapat diartikan sebagai gambaran, ulasan atau rincian. Menurut Finoza dalam
Nurudin (2010:60). Deskriptif adalah bentuk tulisan yang bertujuan memperluas
pengetahuan dan pe-ngalaman pembaca dengan jalan melukiskan objek yang sebenarnya. Dalam tulisan deskriptif, penulis tidak boleh
mencampuradukkan keadaan yang sebenarnya
dengan interprestasinya sendiri.
Paragraf Deskriptif adalah paragraf yang
menggambarkan suatu objek berdasarkan hasil penelitian, pengamatan, perasaan,
dan pengalaman yang dialami oleh penulisnya.
b. Ciri-Ciri Paragraf Deskriptif
1. Menggambarkan sesuatu secara detail;
2. Penggambaran tersebut dilakukan
sejelas-jelasnya dengan me-libatkan kesan indera;
3. Membuat pembaca merasakan sendiri atau
mengalami sendiri.
E.
Paragraf
Eksposisi
a. Pengertian Paragraf Eksposisi
Eksposisi berarti membuka dan
memulai. Bahkan ada yang mengatakan exposition
means explanation (ekposisi berarti penjelasan) ini berarti tulisan
eksposisi adalah tulisan yang berusaha untuk memberitahu, mengupas,
menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Kamus Besar Bahasa Indonesia
mengartikannya dengan uraian (paparan) tentang maksud dan tujuan (misalnya sebuah karangan) (Nurudin,
2010:67). Paragraf eksposisi adalah
jenis paragraf yang bertujuan untuk menerangkan dan menjelaskan sesuatu
pemasalahan terhadap pembaca agar pembaca mendapatkan gambaran dan penjelasan detail tentang suatu
permasalahan yang dimaksudkan pengarang.
b. Ciri-Ciri Paragraf Eksposisi
1. Bersifat nonfiksi atau ilmiah;
2. Bertujuan untuk menjelaskan atau
menerangakan suatu hal;
3. Bahasa tulisan disampaikan secara lugas
dengan menggunakan bahasa baku;
4. Tulisan atau karangan bersifat
netral dan tidak memihak ataupun memaksakan sikap
penulis terhadap pembaca.
1. Definisi kohesi dan koherensi
A. Pengertian kohesi
Kohesi secara umum
dapat kita artikan sebagai keserasian hubungan antar unsur yang satu
dengan unsur yang lain dalam wacana. Kohesi mengacu pada aspek bentuk atau
aspek formal bahasa, dan wacana itu terdiri dari kalimat-kalimat.
B. Pengertian koherensi
Koherensi adalah
pengaturan secara rap kenyataan dan gagasan, fakta dan ide menjadi suatu
untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang dikandungnya menurut ( Wohl, 1978 : 25).
2. Jenis-jenis kohesi dan koherensi
a. Kohesi Gramatikal
Kohesi gramatikal
adalah kepaduan bentuk bagian-bagian wacana yang diwujudkan ke dalam sistem gramatikal.
Secara lebih rinci,
aspek gramatikal wacana meliputi:
1. Pengacuan ( Refrensi )
Pengacuan atau
referensi adalah salah satu jenis kohesi gramatik yang merupakan satuan lingual
tertentu yang mengacu pada satuan lingual lain yang mendahului atau
mengikutinya.
2. Subtitusi.
Subtitusi adalah
hasil penggantian unsure bahasa oleh unsure lain dalam satuan yang lebih besar
untuk memperoleh unsure-unsur pembeda
atau untuk menjelaskan suatu struktur tertentu.
3. Elipsis
Elipsis adalah
peniaadaan kata atau satuan lain yang ujud asalanya dapat diramalkan dari
konteks bahasa atau luar bahasa. Ellipsis dapat pula dikatakan penggantian nol
; sesuatu yang ada tetapi tidak diucapakan atau tidak dituliskan.
4. Konjungsi
Konjungsi adalah
yang dipergunakan untuk menggabungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa,
kalusa dengan klausa, kalimat denagn kalimat, atau peragraf dengan paragraph.
b. Kohesi Leksikal
Kohesi leksikal adalah hubungan antar unsur dalam wacana secara semantik. Hubungan kohesif yang diciptakan atas dasar aspek
leksikal, dengan pilihan kata yang serasi, menyatakan hubungan makna atau
relasi semantik antara satuan lingual yang satu dengan satuan lingual yang lain
dalam wacana.
Aspek leksikal dalam wacana dibedakan menjadi
enam yakni :
1. Repetisi
Repetisi adalah
pengulangan satuan lingual yang dianggap
penting untuk
memberi tekanan dalam sebuah konteks yang
sesuai.
2. Sinonim
Sinonim dapat
diartikan sebagai nama lain untuk benda atau hal yang sama atau ungkapan yang
makna nya kurang lebih sama dengan ungkapan lain.
3. Antonim
Antonim dapat
diartikan sebagai nama lain untuk benda atau hal yang lain, satuan lingual yang
maknanya berlawan/berposisi dengan satuan lingual yang lain.
4. Kolokasi
Kolokasi atau
sanding kata adalah asosiasi dalam menggunakan pilihan kata yang cenderung digunakan secara
berdampingan.
5. Hiponim
Hiponim dapat
diartikan sebagai satuan bahasa yang maknanya dianggap merupakan bagian dari
makna satuan lingual yang lain.
6. Ekuivalen ( kesepadanan)
Ekuivalen adalah
hubungan kesepadanan antara satuan
lingual tertentu dengan satuan lingual yang lain dalam sebuah paradigma.
3. Definisi paragraf
Paragraf adalah
suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara
penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama
lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama
masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi.
4. Ciri-ciri dan klasifikasi paragraf
Menurut Tarigan
dalam buku Mudlofar (2002: 95) menyatakan beberapa ciri paragraf, yaitu:
a.
Berdasarkan sifat
dan tujuannya paragraf dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1) Paragraf pembuka
Paragraf pembuka
merupakan paragraf yang berperan sebagai pengatur untuk sampai kepada masalah
yang akan diuraikan
2) Paragraf penghubung
Paragraf penghubung
ialah semua paragraf yang terdapat antara paragraf pembuka dan penutup yang
berisi uraian masalah yang dibahas.
3) Paragraf penutup
Paragraf penutup
ialah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan.
b.
Berdasarkan kalimat
utamanya, paragraf terbagi menjadi:
1) Paragraf deduksi
Paragraf deduksi
ialah paragraf yang kalimat utamanya terletak diawal.
2) Paragraf Induksi
Paragraf induksi
adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di akhir paragraf.
3) Paragraf kombinasi (campuran)
Paragraf kombinasi
ialah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal dan diakhir paragraf.
c.
Berdasarkan isi,
paragraf terbagi menjadi:
1) Paragraf narasi
2) Paragraf deskripsi
3) Paragraf eksposisi
4) Paragraf argumentasi
5) Paragraf persuasi
5. Pengembangan Paragraf
a) Pengembangan alamiah
Pengembangan secara
alamiah ini seorang penulis dapat menggunakan pola yang sudah ada pada obyek
atau kajian yang dibicarakan.
b) Pengembangan klimaks dan antiklimaks
Pembuatan klimaks
dilakukan dengan penampilan gagasan utama yang rinci dari persoalan yang paling
rendah kedudukannya. Sementara itu pengembangan antiklimaks merupakan kebalikan
dari klimaks.
c) Pengembangan Perbandingan dan Pertentangan
Paragraf perbandingan
dan pertenntangan ialah cara pengarang menunjukkan kesamaan atau perbedaan
antara dua orang , subjek atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu
(Keraf dalam buku Mudlofar 2002: 99).
d) Pengembangan analogi
Pengembangan analogi
biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah terkenal umum dengan
yang tidak dikenal umum.
e) Pengembangan contoh-contoh
Gagasan yang terlalu
umum sifatnya sulit dipahami. Agar pembaca menjadi jelas diperlukan
ilustrasi-ilustrasi konkret.
f) Pengembangan akibat sebab -sebab akibat
Hubungan kalimat
dalam sebuah paragraf dapat berupa hubungan sebab akibat dan akibat sebab.
g) Pengembangan definisi luas
Yang dimaksud
pengembangan definisi luas ialah pengarang bermaksud memberikan keterangan atau
arti terhadap sebuah istilah atau hal (Keraf dalam buku Mudlofar 2002: 102).
h) Pengembangan klasifikasi
pengembangan
karangan kadang-kadang memerlukan pengelompokan hal-hal yang mempunyai
persamaan.
i)
Pengembangan umum
khusus-khusus umum
Cara pengembangan
paragraf umum khusus-khusus umum merupakan cara yang paling umum dipakai.
Paragraf umum khusus dikembangkan dengan meletakkan pikiran utama pada awal
paragraf kemudian rician-rincian berada pada kalimat-kalimat berikutnya.
6. Hubungan kohesi dan koherensi dalam pengembangan paragraf hingga
membentuk sebuah wacana utuh.
Pengembangan
paragraf untuk membentuk sebuah wacana utuh yang baik maka sangat diperlukan
untuk memperhatikan adanya kohesi dan koherensi antar kalimat yang ada di dalam
paragraf dan juga paragraf-paragraf di dalam sebuah bacaan secara keseluruhan.
A. Pengertian Karya Ilmiah
Brotowijojo (1985) dalam buku Maimunah mengemukakan bahwa karya ilmiah
adalah karya tulis yang di dalamnya menyajikan fakta yang disusun berdasarkan
metodologi penulisan baik dan benar..
B. Ruang Lingkup Karya Ilmiah
1. Penelitian
Penelitian adalah kegiatan penyelidikan
yang di lakukan menurut metode ilmiah yang sitematis untuk menemukan informasi
ilmiah dan teknologi yang baru.
2.
Pengembangan
Yang di maksud
dengan tulisan ilmiah pengembangan adalah :
a. Kegiatan guru
atau dosen dalam rangka pengamalan ilmu dan pengetahuan,teknologi,dan
pengetahuan untuk peningkatkan mutu baik bagi mutu belajar mengajar atau
profesionalisme.
b. Tindak lanjut
penelitian untuk mendapatkan informasi tentang cara-cara mempergunakan teori
dan proses,untuk tujuan praktis.
C. Kaidah Tulisan
Ilmiah
1. Sistematis
Sistematis di sini bisa di lakukan kalau
penulisanya memakai sistematika tertentu yang sudah di gariskan dalam
lingkungan ilmiah.
2. Logis
Logis
berarti bisa di nalar.Seseorang yang menulis tulisan ilmiah tentu saja apa yag
di bahas bisa di pahami oleh akal pembacanya.
3. Cermat
Maksudnya adalah tulisan tidak di tulis
dengan sembarangan.
4. Bahasa baku dan istilah yang konsisten
Bahasa baku adalah bahasa yang selama ini
di ketahui masyarakat umum dan sudah menjadi bahasa nasional.
D. Macam-Macam Karya Ilmiah
1. Makalah
2. Artikel Ilmiah
3. Proposal Penelitian
4. Laporan Penelitian
5. Laporan Akhir
6. Skripsi (S-1)
7. Tesis (S-2)
8.
Disertasi ( S-3)
9. Karya Imiah Di
publikasikan
10. Karya
Ilmiah Di dokumentasikan
E. Perbedaan
Skripsi,Tesis,Dan Disertasi
Perbedaan antara skripsi,tesis,dan
disertasidapat dilihat dari dua aspek yaitu : aspek kuantitatif dan aspek kualitatif.dapat di katakan bahwa
disertasi bobot akademisnya lebih berat dari tesis,sedangkan tesis bobot
akademisnya lebih berat dari pada skripsi.Oleh karena itu perbedaan
skripsi,tesis,dan disertasi biasanya tidak hanya di lihat dari aspek
kuantutatif,tetapi lebih banyak di lihat dari aspek kualitatif.Berikut ini
aspek-aspek yang membedakan skripsi,tesis,dan disertasi :
1. Beda
permasalahan
Identifikasi masalah untuk skripsi di
dasarkan atas informasi dari koran,majalah,buku,jurnal laporan
penelitian,seminar,atau keadaan lapangan.
Masalah yang di
kaji di skripsi cenderung pada masalah yang bersifat penerapan ilmu,sedangkan
dalam tesis dan disertasi harus cenderung ke arah pengembangan ilmu.
2. Beda aspek
metodologi penelitian.
Penulisan skripsi di tuntut untuk
menyebutkan upaya untuk memperoleh data penelitian secara akurat dengan
menggunakan instrumen pengumpulan data yang valid.
3. Beda aspek
hasil penelitian.
Hasil penelitian yang di paparka dalam
kesimpulan skripsi harus di dukung oleh data yang di peroleh dari penelitian
yang di lakukan.dalam tesis,hasil penelitian yang di kemukakan selain di dukung
oleh data yang di peroleh dari penelitian yang di lakukan,juga harus di
bandingkan dengan hasil lain yang sejenis.Oleh karena itu,dalam tesis dan
disertasi perlu ada bab tersendiri yang menyajikan pembahasan hasil
penelitian.Hasil penelitian skripsi yang di tulis dalam bentuk artikel
hendaknya di arahkan untuk dapat di terbitkan dalam jurnal ilmiah yang
bermutu,sedangkan hasil penelitian tesis dan disertasi harus memenuhi
kualifikasi layak terbit dalam jurnal ilmiah yang bermutu.
4. Beda aspek
kemandirian.
Selain di dasarkan pada ketiga aspek
tersebut,skripsi tesis dan disertasi juga dapat di bedakan berdasarkan tingkat
kemandirian mahasiswa dalam proses pelaksanaan penelitian dan penulisan naskah
karya ilmiah.Secara umum dapat dinyatakan bahwa proses penelitian dan penulisan
tesis dan disertasi lebih mandiri dari pada skripsi.Secara kuantitatif dapat
diilustrasikan sebagai berikut : untuk disertasi kira-kira 90% karya asli
mahasiswa,sedangkan 10% merupakan bimbingan serta arahan dosen pembimbing.untuk
tesis persentase bisa lebih kecil dari pada disertasi,dan skripsi persentasi
lebih kecil dari pada tesis da di sertasi
F. Ciri-Ciri Tulisan Ilmiah
Ada banyak ciri tulisan ilmiah yang di kemukakan
para penulis.W.Paul Jones pernah mengungkapkan beberapa ciri tulisan ilmiah
antara lain :
ü Menyajikan fakta
ü Cermat dan jujur ( accurate and truthful
)
ü Tidak memihak ( disinterested )
ü Sistematis
ü Tidak bersifat baru ( not emotive )
ü Mengesampingkan pendapat yang tidak
berdasar (unsupported opinion )
ü Sungguh-sungguh
ü Tidak bercorak debat ( not argumentative
)
ü Tidak bernada membujuk ( not directly
persuasive )
ü Tidak berlebih-lebihan
G.
Langkah-Langkah Penulisan Ilmiah
Menulis
sebuah artikel ilmiah,menurut Suparno ada lima langkah umum yang di
penuhi,antara lain :
1. Pengembangan Gagasan
2. Perencanaan Penulisan Naskah
a. Perencanaan
Isi Artikel
b. Perencanaan
Format Dan Teknik Penulisan
c. Perencanaan
Bahasa
3. Pengembangan Paragraf
4. Finalisasi
Ikhwal Karya Ilmiah
Karya ilmiah merupakan hasil suatu pemikiran ilmiah pada suatu
disiplin ilmu tertentu; yang tersusun secara sistematis, ilmiah, logis, benar,
bertanggung jawab, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa penulisan karya ilmiah, karya tulis yang dihasilkan baik
secara teknis maupun materi harus dapat dipertanggungjawabkan, karena hasil
karya ilmiah akan dibaca oleh khalayak dan akan dipelajari oleh orang lain
dalam kurun waktu yang tidak terbatas sebagai pengembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni. Pateda, 1993:91
Aspek-aspek dan ciri-ciri
Karya Ilmiah Menurut Pamungkas
(2012:52)
Aspek ontologi
Ontologi mencakup
tentang objek penelitian. Artinya, sebuah karya tulis harus mempunyai objek
kajian. Objek kajian yang dimaksud adalah objek yang dapat ditemukan atau dicek
kebenarannya oleh
Aspek Epistimologi
Epistimologi berkaitan dengan metode. Sebuah karya dikatakan ilmiah
apabila menggunakan metode ilmiah yang tetap. Artinya, kesalahan penggunaan
metode akan kebenaran sebuah penelitian dipertanyakan.
Aspek Aksiologi
aksiologi,
yang berhubungan dengan manfaat. Sebuah karya tulis ilmiah harus mengandung
unsur manfaat. Dan, manfaat yang dimaksud adalah manfaat secara teoretis maupun
praktis.
Pola dan Format Tulisan
Karya Ilmiah
Yulianto (2011:77) menjelaskan bahwa penulisan karya tulis ilmiah
membutuhkan kertas HVS yang berukuran kuarto (21,5 x 28 cm) atau kertas A4
(21,5 x 29 cm). Pola pengetikan pada halaman biasa berlaku ukuran sebagai berikut.
a. Pias atas 3 cm
b. Pias bawah 3,5 – 4 cm
c. Pias kiri 4 cm
d. Pias kanan 3 cm
q
Pola pengetikan pada halaman bertajuk berlaku aturan berikut.
a.
Pias atas 5 cm
b.
Pias bawah 3,5 – 4cm
c.
Pias kiri 4 cm
d.
Pias kanan 3 cm
Format Daftar Pustaka
Contoh:
Sumber rujukan dari koran Jika ada nama pengarang, maka urutan
penulisannya sebagai berikut:
1) Nama pengarang
(titik)
2) Tahun
penerbitan (titik)
3) Judul artikel
(diapit tanda petik dua, titik)
4) Nama koran
(dicetak miring dan didahului kata dalam, titik)
5) Tanggal
penerbitan (titik)
6) Kota penerbitan
(titik)
Contoh:
Laksono, Haryanto Noor. 2009. “Hubungan Stress dengan Kegemukan”.
Dalam Jawa Pos. 5
November. Surabaya.
Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah (Tanjung,Bahdin Nur:2005)
Kode etik adalah seperangkat norma yang perlu di diperhatikan
dalam penulisan karya ilmiah. Norma ini
berkaitan dengan pengutipan dan
perunjukan,perizinan terhadap bahan yang digunakan, dan penyebutan sumber data
atau informan.
Kaidah karya ilmiah mempunyai ciri-ciri, antara lain:
(1) penyebutan sumber
tulisanyang jelas. Jika penyusun karya ilmiah mengutip pendapat orang lain,
maka sumber itu harus disebutkan dengan jelas dan lengkap;
(2) memenuhi kaidah
penulisan yang berkaitan dengan kutip-mengutip, penulisan kata, frasa, dan
kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasaIndonesia yang baik dan benar
Ciri-ciri bahasa Indonesia ragam ilmiah (yang juga disebut ragam
baku), antara lain:
(1) pemakaian kalimat yang
efektif (ada kesepadanan antara struktur gramatik dan alur pikir si penulis);
(2) menghindari bentuk
kalimat yang rerunduhan (berlebih-lebihan);
(3) menghindari kalimat yang
bermakna ambigu (bermakna ganda);
(4) pemakaian kata dan istilah yang bermakna lugas (bukan kiasan);
dan
(5) menghindari
A.
Pengertian Resensi
Secara
etimologi, resensi berasal dari bahasa latin, dari kata kerja revidere
atau recensere yang memilik arti melihat kembali, menimbang atau
menilai. Dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie sedangkan dalam
bahasa Inggris dikenal dengan istilah review.
a. Jenis-jenis Resensi
Secara garis besar
resensi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Resensi Informatif, yaitu resensi yang hanya menyampaikan isi dari resensi
secara singkat dan umum dari keseluruhan isi buku.
2. Resensi Deskriptif,
yaitu resensi yang membahas secara detail pada tiap bagian atau babnya.
3. Resensi Kritis,
yaitu resensi yang berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan
tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.
Namun, ketiga jenis
resensi di atas tidak baku karena bisa saja dalam sebuah resensi ketiganya
diterapkan secara bersamaan.
b.
Unsur-unsur Resensi
Dalam membuat resensi,
terdapat unsure-unsur yang harus dipenuhi agar resensi yang dibuat menjadi
jelas dan berkualitas. Berikut ini adalah beberapa unsur yang harus ada dalam
pembuatan resensi.
1. Judul resensi
Judul resensi harus
memiliki keselarasan dengan isi resensi yang dibuat. Judul yang menarik juga
akan memberi nilai lebih pada sebuah resensi.
2. Menyusun data buku
Penyusunan data buku
dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Judul buku;
b. Pengarang;
c. Penerbit;
d. Tahun terbit beserta
cetakannya;
e. Dimensi buku;
f. Harga buku;
3. Isi resensi buku
Isi resensi buku memuat
tentang sinopsis, ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya, keunggulan dan
kelemahan buku, rumusan kerangka buku dan penggunan bahasa.
4. Penutup resensi buku
Pada bagian penutup
biasanya berisi alasan kenapa buku tersebut ditulis dan kepada siapa buku
tersebut ditujukan.
c.
Tahap Penulisan Resensi
Berikut ini akan
dijelaskan tahap-tahap dalam penulisan sebuah resensi buku.
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini, hal
yang perlu dilakukan antara lain: memilih jenis buku yang akan diresensi, buku
tersebut adalah buku-buku baru, dan membuat anatomi buku.
2. Tahap Pengerjaan
a. Membaca dengan
detail dan mencatat hal-hal penting. Sebelum membuat resensi, bacalah terlebih
dahulu buku yang akan diresensi hingga tuntas lalu mencatat kutipan dan
kata-kata penting di dalamnya.
b. Membuat isi resensi,
diantaranya:
• Membuat informasi
umum tentang buku yang diresensi.
• Menentukan judul
resensi.
• Membuat ringkasan
secara garis besar.
• Memberikan penilaian
buku.
• Menonjolkan sisi lain
dari buku yang diresensi.
• Mengulas manfaat buku
tersebut bagi pembaca.
• Penilaian dari segi
kelengkapan karya, EYD dan sistematika resensi.
B.
Catatan Kaki dan Catatan Perut
a.
Catatan Kaki
adalah keterangan-keterangan atas teks yang
ditempatkan pada kaki halaman yang bersangkutan
Sebuah catatan kaki haruslah terdiri dari:
1.Nomor rujukan
yang ditulis ½ spasi lebih tinggi
2.Nama
pengarang lengkap tidak dibalik, setelah nama diberi tanda koma (,)
3.Judul buku
(digarisbawahi/dicetak miring) atau artikel (diapit tanda petik dua)
4.Tempat
penerbit ditempatkan dalam tanda kurung, setelah nama kota
5.Penerbit
6.Tahun terbit
7.Halaman
(biasanya disingkat hal. dan diberi tanda titik setelah angka)
Contoh:
1 Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Pragmatik
(Jakarta: Angkasa, 1990), hal. 18.
b.
Catatan Perut
Catatan perut
berfungsi sama dengan catatan kaki (footnote) yaitu untuk menegaskan isi uraian atau membuktikan
kebenaran yang diajukan oleh penulis berdasarkan bukti - bukti yang diperoleh
dari buku, majalah, jurnal, berita, atau referensi yang lain. Kelebihan catatan
perut dibandingkan catatan kaki ialah pada kenyamanan pembaca untuk menemukan
pokok tulisan secara menyeluruh.
Dibandingkan
dengan catatan kaki yang kadang - kadang mengusik pembaca dengan keterangan di
bawah tulisan, catatan perut lebih sederhana dan jelas. Karena pada catatan
perut hanya terdapat 3 unsur:
1. Nama belakang pengarang
2. Tahun penerbitan
3. Nomor halaman
Contoh:
Pembangunan nasional merupakan pembangunan
di segala bidang yang mengarah pada kemakmuran rakyat. Selain menjadi pilar
utama pembangunan nasional, pembangunan dalam bidang pendidikan mendorong
suksesnya pembangunan di sektor – sektor lainnya. Setiap bangsa tentunya lebih
menomorsatukan pembangunan dalam bidang pendidikan bila ingin maju (Isjoni, 2006:
21). Namun, kondisi Indonesia telah amat terpuruk oleh berbagai krisis yang
mengakibatkan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia sehingga berdampak pada
rendahnya kualitas sumber daya manusia (Surya, 2004: 113).
C.
Ikhwal Teknik Ejaan
Ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan
berlaku sejak tahun 1972 sebagai hasil penyempurnaan ejaan yang berlaku
sebelumnya, yaitu ejaan Van Ophuysen (1901) dan Ejaan Republik (1947). Ejaan
yang berlaku dalam bahasa Indonesia sekarang menganut sistem ejaan fonemis,
yaitu satu tanda (huruf) satu bunyi, tetapi kenyataan masih terdapat
kekurangan. Kekurangan tersebut terlihat pada adanya fonem (bunyi) yang masih
dilambangkan dengan dua tanda, yaitu /ng/,/ny/,/kh/,dan/sy/. Sebaliknya ada dua
fonem yang dilambangkan dengan satu tanda saja, yaitu /e/, pepet dan /e/taling.
Hal ini dapat menimbulkan hambatan dalam penyustan ejaan bahasa Indonesia yang
lebih sempurna.
a.
Pelafalan
Ketentuan pelafalan yang
berlaku dalam bahasa Indonesia cukup sederhana, yaitu bunyi-bunyi dalam bahasa
Indonesia harus dilafalkan atau diucapkan sesuai dengan apa yang tertulis.
Tegasnya, lafal atau ucapan dalam bahasa Indonesia disesuaikan dengan tulisan.
Perhatikan contoh berikut :
Tulisan
Lafal yang salah Lafal yang benar
teknik
tehnik
teknik [ t e k n i k ]
b.
Pemakaian Huruf
Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan
menggunakan 26 huruf di dalam abdjadnya, yaitu mulai dengan huruf /a/sampai dengan
huruf /z/. Beberapa huruf diantaranya, yaitu huruf /f/,/v/,/x/, dan /z/,
merupakan huruf serapan dan sekarang huruf-huruf tersebut dipakai secara resmi
di dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, pemakaian
huruf itu tetap dipertahankan dan jangan di ganti dengan huruf lain.
Contoh :
Fakta tidak boleh diganti dengan pakfa
Aktif tidak boleh diganti dengan aktip
Mesikupun
huruf-huruf serapan sudah dimasukkan ke dalam bahasa Indonesia, harus kita ingat
ketentuan pemakaian huruf /q/dan /x/. Huruf /q/ hanya dapat dipakai untuk nama
dan istilah, sedangkan untuk istilah umum harus diganti dengan huruf /k/.
demikian pula huruf /x/ dapat dipakai untuk lambang, seperti xenon, sinar x, x
+ y. Huruf /x/ apabila terdapat pada tengah kata dan akhir kata diganti dengan
huruf gugus konsonan /ks/.
Contoh :
aquarium harus ditulis dengan akuarium
taxi harus ditulis dengan taksi
Huruf /k/
selain untuk melambangkan bunyi /k/, juga digunakan untuk melambangkan bunyi
hamzah (glotal). Ternyata masih ada pengguna bahasa yang menggunakan tanda
‘ain’ /’/ untuk bunyi hamzah (glotal) tersebut.
Contoh :
ta’zim harus diganti dengan taksim
ma’ruf harus diganti dengan makruf
c.
Pemisah Suku
Kata
1. Apabila di
tengah kata terdapat dua vokal berurutan, maka pemisahan dilakukan di antara
kedua vokal tersebut.
Contoh :
permainan ®
per-ma-in-an, ketaatan ® ke-ta-at-an
2. Apabila di
tengah kata terdapat dua konsonan berurutan, maka pemisahan dilakukan di antara
kedua konsonan tersebut.
Contoh :
ambil ®
am-bil,
undang ® un-dang
3. Apabila di
tengah kata terdapat konsonan di antara dua vokal, maka pemisahan dilakukan
sebelum konsonan.
Contoh :
bapak ®
ba-pak,
sulit ® su-lit
4. Apabila di
tengah kata terdapat tiga atau empat konsonan, pemisahannya dilakukan di antara
konsonan pertama dan konsonan kedua.
Contoh :
bangkrut ®
bang-krut,
instrumen ® in-stru-men
5.
Imbuhan, termasuk awalan yang biasanya ditulis serangkai dengan kata
dasarnya, penyukuannya dipisahkan sebagai satu kesatuan.
Contoh :
minuman ®
mi-num-an,
bantulah ® ban-tu-lah
6.
Pada akhir baris dan awal baris tidak diperkenankan
ada huruf yang berdiri sendiri, baik vokal maupun konsonan.
7.
Tanda pemisah (tanda hubung) tidak diperkenankan diletakkan
di bawah huruf dan juga tidak boleh berjauhan dengan huruf, tetapi diletakkan
disamping kanan huruf.
D.
Kutipan dan Daftar Pustaka
a. Kutipan
1) Pengertian
Kutipan
Kutipan
adalah suatu kata yang mungkin semua orang belum tahu apa maksudnya. Kutipan juga
merupakan suatu gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber.
Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari
kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain
sebagainya.
2) Jenis-jenis
Kutipan
Terdapat
beberapa jenis kutipan, antara lain adalah Kutipan langsung dan Kutipan Tidak
langsung. Disini saya akan mencoba menjelaskan jenis-jenis kutipan tersebut.
a.Kutipan
Langsung adalah kutipan yang sama persis seperti
kutipan aslinya,
b. Kutipan
Tidak Langsung adalah kutipan yang telah kita ringkas
intisarinya dari sumber kutipan aslinya.
b. Daftar Pustaka
1. Pengertian
Daftar Pustaka
Daftar
pustaka adalah halaman yang berisi daftar sumber-sumber referensi yang kita
pakai untuk suatu tulisan ataupun karya tulis ilmiah. Daftar Pustaka biasanya
berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya,
yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan (contohnya: thesis). Melalui
daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat melihat
kembali pada sumber aslinya.
2. Teknik
Penulisan Daftar Pustaka
Dalam penulisan
daftar pustaka kita juga harus memperhatikan hal-hal berikut ini.
- Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan
alfabet, berturut-turut dari atas ke bawah, tanpa menggunakan angka arab
(1,2,3, dan seterusnya).
- Cara penulisan daftar pustaka sebagai
berikut:
-Tulis nama pengarang (nama pengarang bagian belakang ditulis terlebih
dahulu, baru nama depan)
-Tulislah tahun terbit buku. Setelah tahun terbit diberi tanda titik (.)
-Tulislah judul buku (dengan diberi garis bawah atau cetak miring).
Setelah judul buku diberi tanda titik (.).
-Tulislah kota terbit dan nama penerbitnya. Diantara kedua bagian itu
diberi tanda titik dua (:). Setelah nama penerbit diberi tanda titik
-Apabila digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama pengarangnya,
maka sumber dirilis dari buku yang lebih dahulu terbit, baru buku yang
terbit kemudian. Di antara kedua sumber pustaka itu dibutuhkan tanda garis
panjang.
- Untuk penulisan daftar pustaka yang
berasal dari internet ada beberapa rumusan pendapat :
- Menurut Sophia (2002), komponen suatu bibliografi online adalah:
• Nama Pengarang• Tanggal revisi terakhhir• Judul Makalah• Media yang
memuat• URL yang terdiri dari protocol/situs/path/file• Tanggal akses
A.
Pengertian Proposal
Proposal adalah rencana kegiatan yang
dituliskan dalam bentuk rancangan kerja yang akan dilaksanakan. Rencana
tersebut harus dituliskan agar pihak yang berkepentingan dapat memahami dengan
baik. Pihak yang berkepentingan tersebut, antara lain pemberi izin dan
penyumbang dana, seperti kepala sekolah, orang tua, sponsor, polisi, lurah,
atau kepala desa.
B. Macam-Macam Proposal
Macam-macam Proposal ada 3:
1. Proposal Kegiatan
Usulan yang dibuat penulis kepada atasan/ pimpinan
untuk mengadakan sebuah acara tertentu.Misalnya : Usulan mengajukan
sebuah seminar, Isro’ mi’roj, pembagian zakat
2. Proposal Proyek
Proposal yang dibuat ketika seseorang akan
membuat bangunan/ fasilitas tertentu, biasanya dibuat oleh kontraktor yang
diajukan kepada pejabat berwewenang dan unutk mendapatkan/ memenangkan proyek,
biasanya melalui proses tender.
3. Proposal Penelitian
Proposal yang dibuat ketika akan mengadakan
penelitian. Dalam proposal penelitian ada dua yaitu: kuantitatif dan
kualitatif. Penelitian kuantitatif, karena permasalahan yang diteliti sudah
jelas, realitas dianggap tunggal, tetap, teramati, pola fikir deduktif, maka
proposal penelitian kuantitatif dipandang sebagai “blue print” yang harus
digunakan sebagai pedoman baku untuk melaksanakan dan mengendalikan penelitian.
Sedangkan dalam metode kualitatif yang berpandangan bahwa, realitas dipandang
sesuatu holistik, kompleks, dinamis, penuh makna, dan pola fikir induktif,
sehingga permasalahan belum jelas, maka proposal penelitian kualitatif yang
dibuat masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah penelitian
memasuki obyek penelitian atau situasi sosial.
v Menurut jenisnya proposal dibagi
menjadi 3 yaitu:
a. Formal
b. Semiformal
c. Nonformal
C.
Setruktur proposal yaitu:
a. Latar Belakang
b. Nama Kegiatan
c. Tema Kegiatan
d. Tujuan Kegiatan
e. Peserta
f. Hasil yang Diharapkan
g. Panitia Penyelenggara
h. Alokasi Dana
i.
Waktu dan Pelaksanaan
j.
Penutup
D. Sistematik Penulisan Proposal
a.
Pendahuluan
Berisi
tentang hal-hal dan kondisi umum yang melatar belakangi dilaksanakan kegiatan
tersebut. Hubungan kegiatan tersebut dengan kegiatan sehari-hari (nyata).
Point-point pembahasan pada pendahuluan ini, mengacu pada komponen S-W-O-T yang
telah dibahas sebelumnya.
b.
Dasar pemikiran
Berisi
tentang dasar yang digunakan dalam pelaksanaan, misalnya: Tri Darma Perguruan Tinggi, program kerja
pengurus dan lain-lain. Jika kegiatan tersebut bukan dari organisasi, maka di
dasarkan secara umum, misalnya: Peraturan Pemerintah No sekian.
c.
Tujuan kegiatan
Tujuan
yang ingin dicapai dalam kegiatan tersebut (umum dan khusus). Tentukan juga
keluaran (output)yang dikehendakin seperti, Contoh: memperoleh kader-kader
KMHDI, memberi pengetahuan manajerial dan leadership bagi calon anggota KMHDI.
d.
Tema kegiatan
Tema yang
diangkat dalam kegiatan tersebut.
e.
Jenis kegiatan
Diperlukan
untuk menjelaskan rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan jika kegiatan lebih
dari satu. Menjelaskan bentuk dari kegiatan tersebut, misalnya: berupa seminar,
pelatihan, penyampaian materi secara lisan, tanya jawab, simulasi, dll.
f. Target
kegiatan
Berisi
uraian lebih perinci dari tujuan (point 3) mengenai ukuran-ukuran yang
digunakan sebagai penilaian tercapai atau tidaknya tujuan.Contoh: target acara
ini adalah untuk mencetak minimal 25 orang pelatih KMHDI yang masing-masing
diantaranya memiliki kemampuan yang sesuai dengan standaryang Buku pedoman
Kaderisasi Jilid I KMHDI dan setiap pelatihan tersebut memiliki nilai rata-rata
di atas 7 dalam setiap materi pelatihan.
g.
Sasaran/ peserta kegiatan
Menjelaskan
tentang objec atau siapa yang mengikuti kegiatan tersebut (peserta).
h.
Waktu dan tempat pelaksanaan
Tentukan
dimana, hari, tanggal, bulan, tahun akan dilaksanakannya kegiatan tersebut.
i.
Anggaran dana
Dalam
anggaran ini hanya tertulis jumlah total dan pengeluaran yang diperkirakan oleh
panitia, sedangkan rinciannya dibuat di dalam lampiran tersendiri.
j.
Susunan panitia
Dalam
halaman bagian susunan panitia, yang di tulis hanya panitia inti, seperti:
Pelindung, Ketua panitia, Sekretaris, Bendahara. Sedangkan panitia selengkapnya
dicantumkan dalam lampiran.
k.
Jadwal kegiatan
Dibuar
sesuai dengan Kalender Kegiatan yang telah terlampir sebelumnya, tetapi dapan
juga ditulis terlampir apabila jadwalnya banyak.
l.
Penutup
Berisi
tentang harapan yang ingin dicapai atau mohon dukungan kepada semua pihak. Di
tutup dengan lembar pengesahan proposal. Terakhir di ikuti dengan lampiran.
Ø Perhatian khusus terhadap masalah
penganggaran pada proposal
a. Penganggaran adalah rencana
pemasukan dan pengeluaran keuangan yang dibuat untuk kegiatan tertentu.
b. Proses penyusunan anggaran
1. Sesuai dengan rencana kegiatan
2. Sesuai dengan sumber pendapatan
3. Meliputi tertib aturan yang
berkaitan dengan keluar dan masuknya keuangan kegiatan.
c. Mengontrol anggaran
1. Pengeluaran sesuai dengan rencana
2. Sekecil apapun pengeluaran dan
pemasukan harus dicatat
3. Dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dengan aturan
d. Pencairan dana
1. Sponsorship
Proposal: usul, rencana, penawaran
dengan pihak lain.
2. Sumber dana
Donatur, iuran anggota atau kas
organisasi, kontribusi peserta kegiatan, wirausaha.
A.
Pengertian
Surat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
surat berarti kertas sebagai data auketerangan sesuatu yang ditulis. Jadi surat
adalah alat komunikasi tertulis yang disampaikan dari satupihak kepada pihak
lain baik atas nama pribadi maupun atas nama organisasi atau perusahaan.
Surat merupakan bentuk komunikasi
tertulis antara seseorang atau lembaga dengan orang atau lembaga yang lainnya,
(Nurdin. 2005:189). Surat adalah
media komunikasi dalam bentuk tulisan yang dilakukan oleh seseorang atau
lembaga ke seseorang atau lembaga lainnya. Banyak kesalahan yang sering kita
temukan dalam halnya penulisan surat.
B.
Jenis-Jenis
Surat
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat
mengenal berbagaimacam jenis surat. Secara garis besar, Bratawidjaja (1995:6-7)
menyebut sebagai berikut
a.
Menurut
isi dan asalnya, surat dibedakan atas tiga macam:
1) Surat resmi atau dinas pemerintah,
2) Surat niaga,
3) Surat pribadi.
b.
Menurut
maksud dan tujuannya, surat digolongkan atas:
1) Surat pemberitahuan
2) Surat keputusan
3) Surat perintah
4) Surat permintaan dan surat permohonan
5) Surat peringatan
6) Surat panggilan
7) Surat penawaran
8) Surat perjanjian
9) Surat pesanan
10) Surat laporan
11) Surat pengantar
12) Surat lamaran kerja, dan sebagainya
c.
Menurut
wujudnya, surat dibedakan atas:
1) Kartu pos
2) Warkat pos
3) Surat bersampul
4) Telegram
5) Teleks
6) Faksimil
d.
Menurut
sasarannya, surat terbagi atas:
1) Surat biasa
2) Surat edaran
3) Surat pengumuman
e.
Menurut
jaminan dan keamanan isinya, surat digolongkan atas empat macam, yaitu:
1) Surat sangat rahasia
2) Surat rahasia
3) Surat konfidesil (terbatas)
4) Surat biasa
f.
Menurut
urgensinya, surat dibedakan atas: biasa, penting, dan sangat rahasia
g.
Menurut
cara penyampaiannya, surat digolongkan atas: biasa, kilat, dan kilat khusus
h.
Berdasarkan
isinya, surat dapat dibedakan atas beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
1.
Surat keluarga
2.
Surat setengah resmi
3.
Surat sosial
4.
Surat niaga
5.
Surat dinas
Sebagai mana
disebutkan di atas, ada berbagai macam jenis surat yang umum beredar di
masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal bermacam-macam jenis
surat. Surat-surat itu dapat dikelompokkan berdasarkan hal-hal berikut:
Ø Berdasarkan
Wujud Surat
- Kartu Pos
Kartu pos adalah
surat terbuka yang terbuat dari kertas berukuran 10 x 15 cm. Lembaran kertas
surat ini biasanya tebal, sehingga berbentuk kartu. Kegunaan surat ini untuk
menyampaikan berita yang singkat. Akan tetapi, pesan yang tertulis dapat
diketahui oleh orang lain yang bukan haknya sebab berada pada halaman terbuka.
Jenis surat ini biasanya dijual di kantor pos.
- Warkat Pos
Warkat pos
adalah surat tertutup yang terbuat dari sehelai kertas. Surat seperti ini dapat
dilipat menjadi amplop. Jadi, lembaran surat ini dapat dipakai sekaligus
sebagai amplop. Kegunaan surat jenis ini adalah untuk menyampaikan berita yang
agak panjang dalam sehelai kertas. Lembaran surat jenis ini biasanya dijual di
kantor pos.
- Telegram
Telegram adalah
jenis surat yang berisikan pesan yang relatif singkat yang mana dikirim dengan
bantuan pesawat telegram. Surat ini akan sampai ke tujuan dalam waktu yang
singkat.
- Surat Bersampul
Surat bersampul
adalah surat yang dikirimkan kepada seseorang dengan menggunakan sampul surat.
Surat jenis ini lah yang banyak kita gunakan dalam berkomunikasi. Kelebihan
surat ini dibanding dengan jenis surat yang lain adalah lebih terjamin
kerahasiaan isinya; lebih leluasa dalam menulis isi surat; lebih santun dalam
surat menyurat.
Ø Berdasarkan
Pembuatan Surat
- Surat Pribadi
- Surat Resmi
Ø Berdasarkan
Keamanan Pesan Surat
- Surat Sangat Rahasia
Surat ini berisi
pesan dokumen penting yang berkaitan dengan rahasia atau keamanan suatu negara.
Jenis surat ini dikirim dengan menggunakan tiga buah sampul.
- Surat Rahasia
Jenis surat ini
berisi dokumen ringan yang pesannya hanya pantas diketahui oleh satu atau
beberapa pejabat tertentu atau yang berwenang pada sebuah instansi. Pengiriman
surat ini menggunakan dua buah sampul.
- Surat Konfidensial
Surat yang
isinya haya layak diketahui oleh beberapa pejabat tertentu sebab pesannya
memerlukan tindakan kebijaksanaan dari para pejabat tersebut. Misalnya surat
hasil rapat pimpinan dan usulan kenaikan pangkat seseorang.
- Surat Biasa
Surat biasa
adalah surat yang pesannya dapat diketahui oleh orang lain tanpa mengakibatkan
kerugian bagi pihak mana pun. Misalnya, surat edaran dan surat undangan.
Ø Berdasarkan
Ruang Lingkup Surat
- Memorandum/ Memo
Memorandum
adalah surat yang dibuat oleh atasan kepada bawahan atau kepada pejabat yang
setingkat dengan pejabat pembuat memo. Memorandum ini hanya berisikan catatan
singkat tentang pokok-pokok permasalahan sebagai pesan yang ingin
dikomunikasikan.
- Nota
Nota adalah
surat yang dibuat oleh atasan kepada bawahan atau sebaliknya di dalam satu
kantor untuk meminta data atau informasi.
- Surat Biasa
Surat biasa
adalah surat yang dikirimkan kepada orang lain, baik yang berada di dalam
maupun di luar instansi yang bersangkutan.
Ø Berdasarkan
Jumlah Pembaca Surat
- Pengumuman
Pengumuman
adalah surat yang ditujukan kepada beberapa orang, instansi, atau pihak lain
yang namanya terlalu banyak untuk disebutkan satu per satu.
- Surat Edaran
Surat edaran
adalah surat yang dikirimkan kepada beberapa orang, baik di dalam maupun di
luar kantor yang bersangkutan.
- Surat Biasa
Surat biasa
adalah surat yang khusus dikirimkan kepada seseorang yang namanya tertera pada
alamat surat dan hanya untuk diketahui oleh orang yang dituju.
Ø Berdasarkan
Penyelesaian Surat
- Surat Kilat
Surat kilat
adalah surat yang pesannya harus dapat disampaikan kepada penerima surat
secepat mungkin. Tanggapan yang diharapkan dari surat tersebut pun perlu
dilakukan dengan cepat.
- Surat Segera
Pesan dalam
jenis surat ini perlu segera disampaikan kepada penerima surat, tetapi tidak
harus dikerjakan atau ditanggapi dengan cepat seperti pada surat kilat.
- Surat Biasa
Jenis surat ini
baik cara pembuatan atau pengirimannya tidak harus diprioritaskan seperti kedua
jenis surat di atas.
Ø Berdasarkan
Pengertian Umum
- Surat Terbuka
Surat terbuka
adalah surat yang ditujukan kepada pihak lain, biak perorangan maupun kelompok
yang biasanya dimuat di media massa atau diedarkan secara terbuka.
- Surat Tertutup
Surat tertutup
adalah surat yang cara pengirimannya diberi sampul karena isinya tidak layak
diketahui oleh pihak lain.
- Surat Kaleng
Surat kaleng
adalah surat yang pengirimannya tidak mencantumkan nama dan alamat pengirim
secara jelas. Pengirim surat ini tidak bertanggung jawab terhadap isi surat.
Akan tetapi untuk beberapa hal perlu juga diperhatikan oleh penerima surat
pesan dalam surat itu.
C.
Pengertian
Surat Dinas dan Jenisnya
Surat dinas ditulis untuk keperluan komunikasi antara kantor
yang satu dan kantor yang lain atau antarorganisasi. Surat dinas dibuat oleh
seseorang yang berkedudukan sebagai pejabat instansi pemerintah sehingga surat
ini disebut juga surat jabatan.
Sebuah
surat dinas dapat juga disebut surat resmi karena dikeluarkan oleh instansi
resmi pemerintah atau bukan swasta. Namun, surat resmi belum tentu dapat
disebut sebagai surat dinas. Menulis surat dinas tentu berbeda dengan menulis
kedua jenis surat yang lain yaitu surat pribadi dan surat niaga. Menulis surat
dinas harus mengikuti aturan tertentu mengenai sistematika, isi, dan bahasa
surat.
Syarat
sebuah surat dinas:
1.
Format dan bentuk surat menarik, yaitu tempat teratur dan tidak diletakkan
seenaknya, isi tidak terlalu panjang, yaitu langsung pada sasaran dan tidak
bertele-tele,
2.
Bahasa harus jelas, padat, baku, umum, yaitu harus komunikatif, sopan, mudah
dipahami, simpatik, dan tidak menyinggung perasaan penerima, harus bersih dan
menggambarkan citra pengirimnya.
Beberapa
jenis surat yang termasuk surat dinas adalah sebagai berikut :
1.
Surat Permohonan
2.
Surat Pemberitahuan
3.
Surat Keterangan
4.
Memo dan Nota Dinas
D.
Sistematika
Surat Resmi atau Surat Dinas
Dalam
sistematika penulisan surat resmi ada beberapa bagian, bagian surat tersebut
terdiri atas:
a) kepala surat
b) tanggal
c) nomor,
lampiran, dan hal atau perihal
d) alamat surat
e) salam pembuka
f) isi surat
g) salam punutup
h) pengirim surat
i) tembusan
j) inisial.